Liputan6.com, Paris - Media lokal Prancis, Nice-Matin menyebut sosok pria pengemudi truk maut yang menyerang kerumunan orang di Promenade des Anglais bernama Mohamed Lahouaiej Bouhlel. Ia dikatakan lahir di Tunisia lalu pindah ke Prancis.
Mengutip laporan Telegraph, Jumat (15/7/2016) pria itu memiliki warga kenegaraan ganda, yakni Prancis dan Tunisia. Ia disebut tinggal di Nice, namun tidak diketahui sudah berapa lama sementara pihak penyidik dikabarkan tengah menggeledah rumah pelaku yang terletak di kawasan Abattoirs, Nice.
Baca Juga
Hasil penelusuran AFP dari mewawancarai sejumlah tetangga pelaku mengatakan, Bouhlel merupakan sosok penyendiri dan tenang. Ia disebut selalu membawa sepedanya hingga ke kamar apartemen.
Advertisement
Para tetangga juga menggambarkannya sebagai seorang yang religius namun sering memakai celana pendek. Menurut sebuah keluarga yang menghuni lantai empat di gedung apartemen yang sama dengan Bouhlel, pria itu tidak pernah membalas sapaan mereka.
Sementara seorang wanita yang tinggal di lantai dasar apartemen itu mengatakan, ia sempat menaruh curiga pada Bouhlel melihat cara pria itu menatap kedua anak perempuannya. Meski demikian, berbagai informasi ini belum terkonfirmasi secara resmi oleh otoritas Prancis.
Menurut sumber kepolisian seperti dilansir AFP, truk besar berwarna putih yang digunakan pelaku merupakan truk sewaan.
Saat ini Presiden Prancis, Francois Hollande telah berada di Nice untuk memimpin pertemuan dengan sejumlah pejabat keamanan. Selain Presiden Hollande, PM Manuel Valls, dan Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve juga turut serta dalam pertemuan itu.
Hingga saat ini jumlah korban tewas dalam teror truk Prancis mencapai 84 orang sementara seratusan lainnya terluka. Pelaku disebut mengemudikan truk secara serampangan dan di saat bersamaan menghantam sejumlah orang yang tengah berkumpul usai menyaksikan pesta kembang api perayaan Bastille Day.
Pelaku disebut sempat melepaskan tembakan. Namun belum dapat dikonfirmasi secara resmi apakah tembakan dilepas setelah ia sengaja menabrak kerumunan orang atau sebaliknya.
Jerman dilaporkan bekerjasama dengan Italia untuk memperketat keamanan di perbatasan dengan Prancis.
"Dalam koordinasi dengan polisi federal Prancis untuk memperketat pengawasan mereka di area perbatasan dengan negara itu," ujar petugas kepolisian Jerman.