Sukses

Presiden Turki: Saya Bersiap untuk Mati...

Saksi mata mengaku melihat para serdadu memuntahkan tembakan ke arah demonstran antikudeta Turki.

Liputan6.com, Ankara - Upaya kudeta militer masih berlangsung di Turki. Situasi Sabtu pagi di negara tersebut masih dilingkupi ketidakpastian.

Kedua pihak saling mengklaim sebagai pemenang, belum jelas siapa yang memegang kendali kudeta Turki: militer atau pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Di dua kota utama, Ankara dan Istanbul, dilaporkan terjadi kontak senjata dan jatuhnya korban jiwa.

Di Istanbul, jembatan-jembatan diblokir sejumlah tentara dan kendaraan militer.

Korban jiwa dilaporkan jatuh di Jembatan Bosphorus. Lima jenazah, semua berpakaian sipil, terlihat rebah. Mereka diduga tewas akibat tembakan senjata berat.

Sebelumnya saksi mata mengaku melihat para serdadu memuntahkan tembakan ke arah demonstran antikudeta.

Presiden Erdogan menolak kalah. "Benderaku adalah kehormatanku, negaraku adalah kehormatanku, dan itu mengapa aku datang ke sini untuk mati. Aku bersiap untuk mati," kata dia seperti dikutip dari CNN, Sabtu (16/7/2016).

Bentrok terjadi antara demonstran dan tentara pada Jumat malam 15 Juli 2016 dinihari. Upaya kudeta Turki disebut-sebut bermula saat kendaraan militer terbang rendah di Ankara, lalu tentara dan tank dikerahkan ke jalanan Istanbul, tembakan dilepaskan, suara ledakan terdengar.

Sekelompok tentara menduduki kantor berita The Turkish Radio and Television Corporation (TRT) dan mengumumkan pengambilalihan kekuasaan atau kudeta. Mereka juga memberlakukan darurat militer.