Liputan6.com, Jakarta - 18 Juli 1994, atau tepat 22 tahun silam, sebuah bom mobil yang dilakukan oleh pelaku bunuh diri menghancurkan gedung Asociation Mutual Israelita Argentina (AMIA) di Buenos Aires. Akibatnya, sekitar 85 orang tewas dan ribuan lainnya mengalami luka-luka. Bom ini merupakan ledakan terparah yang terjadi sepanjang sejarah di Argentina.
Pelaku bom bunuh diri menyetir mobil jenis Renault Trafic ke dalam gedung. Ia membawa bom seberat 275 kg yang mengandung ammonium nitrate dan bahan bakar. Bom meledak di dekat lokasi Pusat Komunitas Yahudi, membuat gedung di sekitarnya runtuh.
Ratusan orang di sekitar panik berlarian. Sebagian terkulai tak berdaya terkena ledakan bom. Polisi Argentina segera turun ke lokasi kejadian untuk mengamankan lokasi.
Selain itu, otoritas Argentina juga menutup sejumlah tempat umum, seperti bandara dan terminal. Juga menutup sejumlah perbatasan untuk mencegah kemungkinan pelaku teror lainnya keluar masuk wilayah negara.
Sementara itu, Pemerintah Israel mengirim agen intelijen Mossad untuk menyelidiki serangan bom tersebut, yang menjadi permukiman penduduk Yahudi terbesar di Amerika Latin.
Sejauh ini, pelaku diduga berasal dari Iran, terkait penundaan pengiriman material nuklir dan transfer teknologi oleh Argentina untuk Iran.
Dari hasil investigasi, Kejaksaan Argentina menyatakan petinggi Iran dari kelompok Hezbollah sebagai otak pengeboman gedung AMIA. Salah satu tersangka adalah Menteri Pertahanan Iran kala itu, Ahmad Vahidi.
Argentina meminta Iran untuk mengekstradisi para pelaku. Namun Iran menolak dan menilai tudingan ini merupakan konspirasi Zionis untuk menjatuhkan Iran.
Iran kemudian menawarkan sebuah dialog konstruktif kepada Argentina untuk memecahkan masalah ini, dan Negeri Tenggo itu pun menyambut niat baik Iran. Namun hingga kini, pelaku bom sebenarnya belum terungkap.
Bom AMIA ini terjadi dua tahun kemudian, setelah bom mengguncang Kedutaan Besar Israel di Buenos Aires pada 17 Maret 1992 yang mengakibatkan 29 orang tewas dan 242 lainnya terluka.
Sehari setelah insiden ledakan di gedung AMIA, bom mobil yang juga dilakukan “pengantin” atau pelaku bom bunuh diri, meledak di Kedutaan Besar Israel di London. Mengakibatkan 22 orang terluka.
Sejarah lain mencatat pada 18 Juli 1984, terjadi pembantaian di McDonald’s di San Ysidro, California. Di restoran cepat-saji, pelaku bernama James Oliver Huberty menembak secara membabi buta, membunuh 21 orang dan melukai 19 lainnya sebelum akhirnya tewas ditembak polisi.