Sukses

Jelang Olimpiade, Ekstremis Brasil Berikrar Setia pada ISIS

Kurang dari tiga pekan pesta olimpiade Brasil digelar, sebuah kelompok ekstremis mengumumkan diri sebagai pengikut ISIS.

Liputan6.com, Rio de Janeiro - Sebuah kelompok ekstremis di Brasil menyatakan kesetiaannya kepada ISIS. Peristiwa ini terjadi kurang dari tiga pekan sebelum negara itu menjadi tuan rumah Olimpiade 2016.

Menurut SITE Intelligence Group seperti dikutip Telegraph, Selasa (19/7/2016), sebuah saluran bernama Ansar al-Khilafah Brazil melalui aplikasi Telegram telah berikrar setia kepada kelompok pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi.

"Jika kepolisian Prancis tidak bisa menghentikan serangan di wilayahnya, maka pelatihan yang diberikan kepada kepolisian Brasil juga tidak bisa melakukan apa-apa," tulis kelompok itu.

Pengumuman ini disebut menjadi pernyataan publik pertama dari sebuah kelompok ekstremis di Amerika Selatan. Menurut Direktur SITE Intelligence Group, Rita Katz, pemilihan waktu menjelang pelaksanaan Olimpiade ini memang 'disengaja'.

"Ikrar datang menjelang Olimpiade. Terjadi peningkatan baik dari sisi kualitas maupun kecepatan dari saluran ISIS yang hadir dalam berbagai bahasa (Inggris, Portugal, Spanyol, Jerman, dsb)," cuit Katz melalui Twitter.

Peringatan akan ancaman ISIS meningkat awal Juli lalu ketika kelompok itu membuat saluran berbahasa Portugal di Telegram. Ini diduga bertujuan sebagai aksi propaganda di Brasil menjelang pelaksanaan Olimpiade.

Namun layanan keamanan di Brasil menjamin hingga saat ini tidak ada ancaman serangan yang diidentifikasi. Persiapan keamanan di negara itu dilaporkan telah ditingkatkan menyusul teror yang terjadi di Nice, Prancis. Sebanyak 84 orang tewas setelah seorang pria sengaja menabrak kerumunan dengan sebuah truk besar, beberapa hari yang lalu.

Pekan lalu, sebuah penyelidikan terkait serangan Paris berhasil mengungkap sebuah plot untuk menggagalkan delegasi Olimpiade Prancis dalam mengikuti pertandingan. Tak hanya itu, muncul pula empat orang yang terhubung dengan kelompok teroris di mana mereka menolak pelaksanaan pesta olahraga di Brasil.

Sementara itu, menjelang Olimpiade 2016 angkatan bersenjata Brasil telah menggelar simulasi serangan di sebuah stasiun kereta api di dekat venue Deodoro Games. Simulasi juga digelar di bandara internasional setempat.

Selama akhir pekan ini, sekitar 22.000 pasukan dilaporkan tiba di ibu kota Rio de Jenairo. Ini demi menjamin keamanan dan keselamatan dalam pesta akbar Olimpiade yang akan dibuka pada 5 Agustus dan ditutup pada 21 Agustus 2016.

"Kami akan meningkatkan keamanan dengan lebih banyak peninjauan, metal detektor, dan pemeriksaan teridentifikasi demi memastikan kelancaran Olimpiade," ujar Menteri Pertahanan Brasil, Raul Jungmann.

Kami memiliki delegasi yang berisiko tinggi, yang mana telah memiliki skema perlindungan khusus. Kami memiliki 22.850 pasukan gabungan dan bala bantuan untuk menghadapi kemungkinan apapun," imbuh Jungmann.