Sukses

Kuburan atau Taman? Tanah Osama bin Laden Jadi Objek Sengketa

Tanah bekas rumah Osama Bin Laden kini menjadi objek sengketa antara pemerintah provinsi dan pihak militer.

Liputan6.com, Abbottabad - Bangunan besar itu terletak di ujung jalan berdebu di Abbottabad, tak jauh dari akademi militer Pakistan. Penduduk setempat menjulukinya sebagai Waziristan Haveli alias 'rumah besar'. Di sanalah buron teroris wahid, Osama bin Laden pernah tinggal.

Di rumah tiga lantai tersebut, bos Al Qaeda itu tinggal selama 5 tahun, tanpa internet, jaringan telepon. Ia bersembunyi dari dunia hingga terjadinya penyerbuan dramatis dan berdarah oleh pasukan elite US Navy SEAL pada 2 Mei 2011 yang menyudahi hidupnya.

Kini, bangunan tersebut telah dibongkar, puingnya dibuang ke wilayah lain. Pekarangan milik Osama bin Laden pun dibiarkan tetap kosong.

Belakangan, tanah tersebut menjadi objek sengketa. Pemerintah setempat ingin membangun taman bermain anak-anak di atasnya. Sementara itu, pihak militer bersikukuh akan menjadikannya sebagai makam.

Kedua belah pihak sudah lama berseteru soal tanah tersebut. Para Rabu 20 Juli 2016, pihak militer melakukan sesuatu yang tak terduga. Mereka mendirikan tembok yang mengelilingi lahan tersebut.

Tanah bekas rumah bin Laden memiliki luas 3.530 meter persegi, dengan nilai jual saat ini mencapai US$ 285 ribu atau Rp 3,7 miliar.

Setelah kematian Osama bin Laden, tanah tersebut diserahkan ke Pemerintah Provinsi Khyber Pakhtunkhwa (KP) -- yang kemudian merubuhkan bangunan dan tembok-temboknya. Langkah tersebut diduga dilakukan untuk mencegahnya dijadikan 'tempat suci' para teroris.

Sejak itu, pekarangan itu terlantar di tengah pemukiman yang terus berkembang.

Perseteruan

Kini, pemerintah lokal dan militer berseteru, terlibat sengketa tentang bagaimana lahan itu akan digunakan dan siapa yang berhak mengontrolnya pada masa depan.

Rumah persembunyian Osama bin Laden di Abbotabbad (Reuters)


Bulan Mei lalu, Cantonment Board of Abbottabad (CBA) berusaha mengambil alih tanah tersebut, dengan mendirikan pagar dari tambang di sekelilingnya. Pembatas tersebut kemudian dibongkar setelah ada intervensi dari pemerintah lokal.

CBA adalah adalah organisasi militer yang dikelola bertugas mengelola dan mengatur konstruksi swasta dan publik di bidang yang berada dalam yurisdiksi distrik militer di kota-kota utama Pakistan.

CBA kembali beraksi. Kali ini dengan mendirikan tembok setinggi 1 meter.

Seorang anggota dewan CBA, Bashir Khan, mengatakan, militer telah memutuskan untuk mengubah tanah itu menjadi kuburan.
 
"Itu sangat dibutuhkan karena tak ada pemakaman yang tersedia bagi penduduk lokal," kata dia kepada BBC, seperti dikutip Liputan6.com, Sabtu (23/7/2016).

Namun, Kementerian Informasi negara bagian KP, Minister Mushtaq Ghani mengatakan, tanah yang terletak di pemukiman padat tersebut tak cocok dijadikan pemakaman.

"CBA telah mendirikan tembok di atas tanah milik pemerintah provinsi," kata dia.

Ghani menambahkan, pemerintah provinsi ingin mengubah lahan tersebut menjadi taman bermain anak-anak.

"Selain taman bermain juga bisa didirikan lokasi untuk upacara pemakaman," tambah dia.

Sengketa terus berlanjut. Warga lokal juga punya gagasan sendiri. Mereka ingin ada sekolah khusus perempuan yang dibangun di atasnya.

Meski saling berseberangan, semua pihak sepakat apapun proyek yang dilakukan harus dipilih dengan hati-hati, jangan sampai dikaitkan dengan nama bin Laden.

"Tanah makam akan menjadi pilihan aman karena tidak ada yang ingin menyebutnya 'kuburan Bin Laden'," kata salah satu jurnalis Abbottabad.