Sukses

Kudeta Militer Gagal, Turki Beredel 131 Media

Kelompok pemerhati nasib wartawan, Reporters Without Borders mengecap tindakan brutal adalah pembunuhan terhadap kebebasan pers.

Liputan6.com, Ankara - Pemerintah Turki masih melanjutkan serangkaian aksi 'bersih-bersih' pelaku atau pun institusi yang dianggap melakukan kudeta militer.

Setelah memecat tidak hormat 1.700 tentara, termasuk 87 jenderal, atas nama negara dalam bahaya, Turki menutup 45 koran dan 16 televisi. Demikian seperti dilansir dari CNN, Kamis (28/7/2016).

Presiden Recep Tayyip Erdogan minggu lalu mengatakan sejumlah aksi akan dilakukan untuk mengusir ancaman. Pihaknya telah memecat atau menghentikan sementara puluhan ribu pegawai pemerintah.

Kantor resmi pemerintah, Anadolu melaporkan pemerintah telah memberedel izin lebih dari dua lusin radio dan televisi yang diduga memiliki keterkaitan dengan Fethullah Gulen. Ulama yang berada di AS sebagai pengasingan, adalah sosok yang dianggap oleh Erdogan paling bertanggung jawab atas kudeta.

Kalau dijumlah, pemerintah Turki telah membredel 130 media dan penerbit.

Kelompok pemerhati nasib wartawan, Reporters Without Borders mengecap tindakan brutal adalah pembunuhan terhadap kebebasan pers.

"Tidak ada yang membantah hak  pemerintah Turki untuk membela tatanan konstitusional setelah kudeta gagal. Tetapi demokrasi, yang memberikan kehidupan ratusan warga sipil tidak dapat dilindungi dengan menginjak-injak kebebasan fundamental," kata ketua lembaga Reporter without Borders untuk kawasan Asia Tengah, Johann Bihr.