Liputan6.com, Butwal - Banjir bandang dan tanah longsor di Nepal dalam tiga hari terakhir menewaskan setidaknya 68 orang dan 15 lainnya dinyatakan hilang, demikian keterangan pejabat setempat pada Kamis, 28 Juli 2016.
Menurut juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Yadav Koirala, regu penyelamat tentara dan personil kepolisian menggunakan perahu karet dan helikopter untuk menyelamatkan orang-orang dari atap bangunan dan pohon.
Di sebelah barat kota Butwal, 170 kilometer dari Kathmandu, stasiun TV lokal memperlihatkan aliran sungai Tinau menyapu sebuah jembatan.
Advertisement
Dikutip dari Reuters, Jumat (29/7/2016), rekaman dramatis yang diambil menggunakan ponsel oleh seorang warga juga memperlihatkan sungai Tinau yang menerjang tanggul beton, sehingga membuatnya harus melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi.
Di negara tetangganya, India, hampir 1,7 juta warga terkena banjir dan 15 orang dinyatakan meninggal akibat meluapnya sungai di negara bagian Assam, demikian menurut pihak berwenang setempat.
Banjir dan tanah longsor merupakan bencana umum di India dan Nepal saat musim hujan Juni-September. Setiap tahunnya, korban tewas pun mencapai ratusan jiwa.
Sungai utama Assam, Brahmaputra, yang airnya berasal dari hujan dan salju Pegunungan Himalaya, telah meluap di sepanjang alirannya. Mayoritas wilayah Assam berada di lembah Brahmaputra.
"Situasinya masih sangat buruk. Kami mengambil langkah untuk membantu warga dengan segala cara," ujar menteri Kehutanan India, Pramila Rani Brahma.
Tentara dikerahkan untuk memperbaiki bendungan sementara helikopter digunakan untuk mendistribusikan makanan serta obat-obatan untuk para warga yang rumahnya telah hancur.
Pejabat lokal telah membuka sekitar 500 penampungan sementara dan lebih dari 150 kamp distribusi untuk pengungsi.