Liputan6.com, Austin - Kawasan hiburan yang gemerlap di tengah kota Austin, Texas, digegerkan oleh suara tembakan. Letusan senjata di dua tempat itu terjadi Minggu (31/7/2016) pukul 02.00 tatkala orang baru saja bubar dari kelab malam.
Sontak suara senjata itu membuat kaget dan orang-orang berlarian. Di trotoar tergeletak perempuan tak bernyawa, sementara 3 lainnya terluka.
Baca Juga
Kepala Polisi Austin, Brian Manley, mengatakan pihaknya mendapat laporan 2 penembakan di kawasan hiburan itu tak lama setelah pukul 02.00.
Advertisement
Menurut Manley, polisi tiba di lokasi dengan kondisi orang-orang panik berlarian dan 5 orang terluka.
Manley menduga sang penembak melakukan aksinya kembali tatkala orang-orang panik. Demikian seperti dilansir dari News.com.au Minggu (31/7/2016).
Ia mengatakan, seorang perempuan dinyatakan tewas di tempat dan 3 wanita lainnya dibawa ke rumah sakit University Medical Center Brackenridge dengan luka tembak.
Satu korban lain juga dibawa ke rumah sakit namun, Manley enggan memberikan detail lebih lanjut.
"Situasinya kacau balau, orang-orang berlarian dari berbagai arah dengan suara tembakan di mana-mana," kata Manley.
Ia mengatakan pihaknya tengah mencari para pelaku dan tidak mengatakan apakah salah satunya yang dibawa ke rumah sakit atau bukan.
Laporan awal mengatakan hujan peluru hanya terjadi di kawasan itu, namun Manley menegaskan ada dua insiden penembakan di Austin di waktu yang bersamaan.
Selain di kawasan hiburan, insiden terjadi di tempat parkir. Seorang pria dibawa ke rumah sakit setelah terjadi baku tembak. Namun, kondisinya belum diketahui.
"Kami sedang asyik minum di bar saat tembakan terjadi. Dan, di sini, kami tidak pernah mengalami hal seperti itu," kata salah satu saksi mata Dorian Santiago kepada Sky News.
Penembakan ini adalah terbaru dalam daftar kekerasan senjata api di seantero AS dalam beberapa minggu terakhir.
Pada 12 Juni, simpatisan ISIS memberondong peluru di kelab LGBT di Orlando, 49 tewas. Itu merupakan serangan penembakan massal terburuk di sejarah AS.
Lalu, pada 17 Juli, mantan veteran AS menembak dan menewaskan 5 orang polisi dan merupakan serangan terburuk terhadap aparat setelah 9/11.
Baru seminggu lalu, seorang pria menewaskan 3 polisi di Baton Rouge, Lousiana.