Sukses

NASA Selidiki Asteroid Bennu yang Bisa Picu 'Bencana Global'

Asteroid Bennu diperkirakan akan melintas di antara Bulan dan Bumi pada 2135.

Liputan6.com, Titusville - NASA berencana akan meluncurkan probe -- robot yang keluar dari orbit Bumi dan menjelajah angkasa luar -- untuk mempelajari asteroid yang berpotensi menghancurkan Bumi.

Asteroid bernama Bennu tersebut, melintasi orbit Bumi setiap enam tahun sekali dan jaraknya makin dekat semenjak ditemukan pada 1999. Pada 2135, diperkirakan Bennu akan melintas di antara Bulan dan Bumi.

Jarak tersebut dinilai sangat dekat dan gravitasi Bumi diyakini dapat mempengaruhi orbit Bennu.

Dikutip dari News.com.au, Senin (1/8/2016), asteroid itu berdiameter sekitar 487 meter dan mengelilingi Matahari dengan kecepatan rata-rata 101 ribu kilometer per jam.

Meski kemungkinan terjadinya tabrakan sangat kecil, jika hal tersebut terjadi maka akan menimbulkan dampak signifikan. Kekuatan hantaman Bennu setara dengan tiga miliar ton bahan peledak berkekuatan tinggi atau 200 kali kekuatan bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima.

"Dalam hal ukuran, Bennu dapat menyebabkan bencana global," kata Profesor Mark Bailey dari Armagh Observatory di Irlandia Utara.

NASA rencananya akan meluncurkan probe Osiris-Rex untuk mempelajari Bennu pada September mendatang.

Probe itu akan mengorbit Matahari selama setahun untuk membangun kekuatan sebelum ia kembali ke sekitar Bumi dan menggunakan gravitasi planet untuk menyelaraskan orbitnya dengan Bennu. Rencanannya Osiris-Rex dan asteroid itu akan bertemu pada Agustus 2018.

Osiris Rex akan diluncurkan pada September 2016 untuk mempelajari asteroid Bennu (Twitter/Dante Lauretta)

Osiris-Rex kemudian akan menghabiskan pemetaan asteroid selama setahun dan kemudian melayang di atas permukaannya untuk mengambil sejumlah puing sebelum kembali lagi ke Bumi.

Bagi para ilmuwan, kesempatan untuk memperoleh puing-puing Bennu yang mengandung karbon merupakan hal menarik.

"Bennu merupakan asteroid yang terdiri dari karbon, peninggalan kuno dari awal tata surya yang penuh dengan molekul organik," ujar Profesor ilmu planet di Arizona Univeristy, Dante Lauretta.

"Asteroid seperti Bennu mungkin telah menyemai Bumi dengan bahan ini, memberikan kontribusi untuk primodial soup (sup purba) di mana kehidupan muncul," jelasnya.

Tugas Osiris-Rex penting lainnya adalah mengukur kekuatan baru yang disebut dengan efek Yarkovsky di mana dapat membuat asteroid meluncur di sekitar tata surya dan berpotensi bergerak menuju Bumi.

Kekuatan ini membuat lintasan Bennu sulit untuk diprediksi, namun ilmuwan mengetahui bahwa posisinya telah bergeser sejauh 160 kilometer sejak tahun 1999.

"Kami perlu tahu segala hal tentang Bennu -- ukuran, massa, dan komposisi. Ini dapat menjadi data penting untuk generasi yang akan datang tambahnya," ujar Lauretta.