Liputan6.com, Long Island - Dari rumahnya di Long Island, New York, fisikawan kelahiran Jerman, Albert Einstein, menulis surat kepada Presiden Amerika Serikat yang menjabat kala itu, Franklin D Roosevelt, berisi desakan untuk dilakukannya penelitian atom.
Seperti dilansir dari situs History, tindakan Einstein itu dilakukan karena ia khawatir bahwa Nazi telah memulai mengembangkan senjata pemusnah massal berupa bom atom.
Baca Juga
Teori relativitas umum dan khusus Einstein secara drastis mengubah pemahaman manusia tentang alam semesta. Karyanya dalam teori partikel dan energi telah membuka pintu bagi penelitian mekanika kuantum dan atom.
Advertisement
Sebagai seorang Yahudi kelahiran Jerman, Einstein melarikan diri ke Amerika Serikat setelah pemimpin Nazi Adolf Hitler merebut kekuasaan pada 1934.
Peristiwa itu bermula pada musim panas 1939, ketika rekan fisikawan ekspaktriat Leo Szilard, Eugene Wigner, and Edward Teller, merasa terganggu oleh kurangnya tindakan AS untuk mengembangkan atom.
Mereka pun meminta bantuan Einstein dan berharap bahwa surat dari seorang ilmuwan terkenal sepertinya akan membantu menarik perhatian Roosevelt.
Einstein setuju untuk melakukannya karena khawatir atas kepemilikan senjata tunggal mematikan Nazi, kemungkinan yang menjadi makin mengganggu setelah Jerman menghentikan penjualan bijih Uranium dari Cekoslovakia.
Setelah membaca surat Einstein, Roosevelt membentuk Komite Urnaiym dan pada 1942 dibentuk Manhattan Project, proyek riset dan pengembangan senjata nuklir pertama yang mendapat bantuan dari Inggris dan Kanada.
Walaupun Einstein merupakan orang yang mendesak dilakukannya pengembangan penelitian atom, namun ia tak terlibat dalam program bom atom sekutu.
Pada 16 Juli 1945, sebuah tim ilmuwan internasional berhasil melakukan uji coba bom atom pertama di dunia yang berlokasi di padang pasir New Mexico. Tiga minggu kemudiam, dua bom atom AS dijatuhkan di Jepang pada 6 dan 9 Agustus dan menewaskan lebih dari 200 ribu orang.
Namun, Albert Einstein akhirnya menyesalkan penggunaaan senjata mematikan di Hiroshima dan Nagasaki yang padat penduduk. Akibat kejadian itu ia mendesak kontrol internasional atas senjata atom.
Tak hanya itu yang terjadi pada tanggal 2 Agustus. Pada 1934, Adolf Hitler menjadi kepala negara Jerman dengan gelar Führer.
Sementara pada 1990, Irak yang dipimpin oleh Saddam Hussein, menginvasi negara tetangganya, Kuwait. Hal itu memicu dimulainya Perang Teluk Persia.