Sukses

Bak Kota Mati Saat Topan Nida, 180 Penerbangan ke Hong Kong Batal

Observatorium Hong Kong untuk pertama kalinya mengeluarkan peringatan No 8 tahun ini. Level kedua yang paling parah soal topan.

Liputan6.com, Luzon - Aktivitas warga Hong Kong terhenti ketika Topan Nida menerjang pada Selasa 2 Agustus 2016 dinihari waktu setempat. Bak kota mati, sepi.

Menurut Observatorium Hong Kong, angin dengan kecepatan hingga 145 kilometer per jam (90 mil per jam) dilaporkan berembus di beberapa bagian kota. Selain itu, badan tersebut juga memperingatkan potensi risiko banjir akibat Topan Nida.

Dilansir dari CNN, Selasa (2/8/2016), lebih dari 180 penerbangan dari atau ke bandara Hong Kong banyak yang dibatalkan. Pun demikian dengan bus, trem dan rute feri ikut ditangguhkan. Sementara MTR (kereta bawah tanah) hanya menjalankan layanan terbatas.

"Selasa pagi Topan Nida telah melemah menjadi badai tropis parah, dan bergerak secara bertahap ke daerah-daerah pedalaman Guangdong," ungkap observatorium Hong Kong.

Kota Ditutup

Observatorium Hong Kong untuk pertama kalinya mengeluarkan peringatan No 8 tahun ini. Level kedua yang paling parah, sejak Senin 1 Agustus malam.

"Warga Hong Kong diminta tak membiarkan para petugas berada di luar, karena badai bergerak melintasi kota. Tempat perlindungan sebelumnya akan lebih banyak terpapar angin kencang, dan potensi sinyal peringatan yang lebih tinggi bisa saja meningkat," imbau juru bicara Observatorium tersebut.

Embusan hingga 145 kilometer (90 mil) per jam tercatat di Ngong Ping, di Pulau Lantau, dekat dengan bandara Hong Kong. Sementara pulau terpencil Cheng Chau dilaporkan mendapat hembusan angin 78 kilometer per jam.

"Pihak berwenang tidak mengambil risiko," kata CNN Ivan Watson. "Hong Kong digunakan untuk jenis-jenis topan, dan banyak kota kemungkinan akan ditutup hari ini."

China Siaga Level Merah

Ketika badai berlangsung di Hong Kong dan membuat pendaratan di China selatan, banyak kota di wilayah Pearl River Delta bersiap menghadapi kedatangannya.

Badan Administrasi Meteorologi China sejauh ini bahkan mengeluarkan peringatan topan level merah -- tingkat peringatan tertinggi -- ketika topan mendekat. Peringatan level tertinggi pertama tahun ini.

Dengan peringatan tersebut, orang-orang di daerah terkena dampak diperingatkan untuk melakukan persediaan makanan hingga tiga hari ke depan.

State Oceanic Administration (SOA) juga mengeluarkan peringatan 'merah' untuk gelombang laut dan badai. Gelombang tinggi hingga 11 meter diperkirakan akan terjadi di lepas pantai Provinsi Guangdong.

SOA memperkirakan bahwa tingkat ketinggian air di Pearl River bisa naik hingga 220 cm, dan memperingatkan risiko banjir.

Menurut kantor berita Xinhua, Bandara Shenzhen membatalkan semua penerbangan dari tengah malam pada Senin sampai Selasa pagi. Sementara lebih jauh ke utara di Guangzhou, ada lebih dari 600 rute kereta berkecepatan tinggi ditangguhkan.

Pada Selasa pagi, Topan Nida telah turun menjadi badai tropis, namun belum ada penurunan level peringatan.

Topan Nida yang juga disebut Badai Tropis Carina, juga melanda Filipina pada Sabtu 30 Juli, di mana curah hujan hingga 11 inci melanda bagian utara.

Atmospheric Geophysical and Astronomical Services Administration mengatakan, Luzon Utara dan Provinsi Zambales dan Bataan juga waspada untuk banjir bandang dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan.

Instansi pemerintah berada di level siaga untuk memberikan bantuan. CNN Filipina melaporkan, lebih dari 31.000 paket makanan keluarga disiapkan.