Liputan6.com, Washington, DC - Pemilu presiden Amerika Serikat (AS) akan berlangsung pada 8 November mendatang. Dua partai mayoritas telah menetapkan calon presiden, Republik mengusung Donald Trump sementara Demokrat maju bersama Hillary Clinton.
Seperti dilansir BBC, Selasa (2/8/2016) apapun kelak hasil 'pertarungan', namun pilpres AS 2016 ini tercatat sebagai salah satu yang bersejarah. Terdapat enam alasan di balik hal tersebut.
Baca Juga
1. Presiden Tertua
Advertisement
Ketika Barack Obama masuk ke Gedung Putih pada Januari 2009, saat itu ia berusia 47 tahun. Obama tercatat sebagai presiden ke-5 termuda dalam sejarah, sementara posisi pertama diduduki oleh Theodore Roosevelt yakni 42 tahun dan 322 hari.
Terkait dengan pilpres kali ini, siapapun nanti yang terpilih ia merupakan sosok yang 'sedikit' lebih tua.
Pada 14 Juni lalu, Trump merayakan ulang tahunnya ke 70 tahun. Jika kelak ia terpilih, maka taipan properti itu akan menjadi presiden terpilih tertua dalam sejarah AS --gelar yang sejauh ini masih dipegang oleh Ronald Reagan.
Sementara itu, dua pekan sebelum pilpres mendatang Hillary akan berusia 69 tahun. Hal ini membuatnya menjadi presiden tertua kedua di Gedung Putih --menggeser posisi William Henry Harrison yang menjadi presiden pada 1841.
2. New Yorker Vs New Yorker
Pertarungan Trump versus Clinton merupakan pilpres pertama sejak 1944 yang terjadi antara dua capres yang merupakan warga New York. Sebelumnya, terdapat Gubernur New York Thomas E Dewey yang bersaing melawan incumbent Franklin D Roosevelt.
Namun siapapun yang kelak menjadi presiden AS, ia adalah warga New York yang terpilih untuk pertama kali sejak 71 tahun terakhir.
Hillary memang terlahir di Chicago, namun ia tinggal di New York di mana ia juga menjadi senator dari negara bagian itu.
Sementara Trump lahir di Queens, New York dan juga tinggal di sana.
3. Biaya Kampanye Trump Paling Kecil?
Jika Trump menang, kita bisa 'menghitung' berapa jumlah uang yang dikeluarkan seorang capres. Menurut catatan Komisi Pemilihan Federal, miliarder itu menghabiskan sekitar US$ 91 juta sampai dengan 22 Juli kemarin di mana US$ 50 juta ia rogoh dari koceknya sendiri.
Jumlah itu disebut sangat sedikit. Selama ini capres yang mengeluarkan biaya kecil selama kampanye adalah Al Gore pada 2000 yakni US$ 126 juta.
Pesaing Trump, Hillary dilaporkan sejauh ini telah mengeluarkan US$ 275 juta. Ia bisa dengan mudah mengeluarkan lembaran cek, namun tetap saja biaya kampanyenya diprediksi masih jauh di bawah Obama yang ketika itu mencapai US$ 556 juta.
Tanpa Pengalaman Hingga Keberuntungan bagi Demokrat
4. Presiden Tanpa 'Pengalaman'
Jika Trump berhasil memenangkan pilpres, ia akan menjadi presiden pertama dalam 60 tahun terakhir yang duduk di pucuk pimpinan AS tanpa memiliki pengalaman sebagai gubernur atau anggota kongres.
AS pernah memiliki presiden tanpa pengalaman politik, yakni Dwight Eisenhower, namun ia adalah Panglima Tertinggi Pasukan Sekutu di Perang Dunia II sebelum terpilih pada 1953. Ada pula Herbert Hoover yang menjabat pada periode 1929-1933, ia merupakan seorang insinyur dan humanitarian.
Dan Trump tercatat sebagai satu-satunya capres AS yang memiliki jaringan kasino dan hotel. Pada sebuah kesempatan Trump berkilah, ia memiliki pengalaman terkait membuat kesepakatan.
5. Perempuan Pertama di Gedung Putih
Hillary telah tercatat sebagai perempuan pertama sepanjang sejarah AS yang dinominasikan sebagai capres dari partai mayoritas.
Tak hanya itu, jika kelak terpilih ia akan tercatat pula sebagai perempuan pertama yang menjadi presiden AS.
Sebelumnya, beberapa perempuan juga nyaris bertarung memperebutkan Gedung Putih. Salah satunya ketika pada 2008 capres AS asal Republik saat itu John McCain menggandeng Sarah Palin sebagai cawapresnya.
Dan pada 1984, capres AS asal Demokrat Walter Mondale juga menunjuk Geraldine Ferraro sebagai cawapresnya. Namun tak satu pun dari mereka memenangkan kursi kepresidenan.
6. Kemenangan Berturut-turut bagi Demokrat
Hanya ada dua sosok asal Partai Demokrat yang berhasil menggantikan rekan separtainya dari kursi presiden AS. Yang terakhir adalah James Buchanan, presiden pada periode 1857 hingga 1861.
Sementara itu, Harry Truman dan Lyndon Johnson adalah dua wakil presiden asal Demokrat yang 'naik jabatan' menjadi presiden setelah pendahulu mereka meninggal dunia.
Dan kemenangan Hillary kelak disebut akan membawa dampak signifikan bagi partai berlambang keledai itu mengingat ia akan menggantikan rekan separtainya Obama yang berhasil menghuni Gedung Putih selama dua periode.
Advertisement