Sukses

Ada 'Konspirasi' di Balik Foto Telanjang Melania Trump?

Kemunculan potret bertema lesbian itu juga disebut-sebut dapat membantu Donald Trump meraih suara lebih dari LGBTQ.

Liputan6.com, Tasmania - Setelah tersandung kasus penjiplakan teks pidato yang mirip dengan apa yang diucapkan Michelle Obama pada 2008, Melania Trump kini kembali menuai kontroversi karena foto syurnya bersama model wanita tanpa busana beredar di publik.

Seorang penasihat untuk kampanye Donald Trump menyatakan bahwa tak ada yang perlu dipermasalahkan dari foto-foto telanjang Melania Trump, yang kembali diterbitkan pekan ini oleh New York Post.

Geger pun mendadak sontak terjadi. Melania menjadi calon "ibu negara AS" pertama yang tampil mengumbar tubuhnya.

Namun, kemunculan foto-foto yang diambil dua dekade lalu menimbulkan tanda tanya. Siapa gerangan yang membocorkannya? Dan pihak mana yang paling diuntungkan.

Sejumlah kalangan menilai, kemunculan potret bertema "lesbian" itu dapat mendongkrak suara untuk Donald Trump dari kelompok Lesbian, Gay, Bisexual, Trans and Queer (LGBTQ).

Dilansir dari Telegraph, Rabu (3/8/2016), hal itu didukung oleh perkiraan seorang komentator konservatif, yang juga mengklaim foto-foto telanjang Melania Trump justru akan membantu calon dari Partai Republik menarik simpati calon pemilih.

Rush Limbaugh, seorang penyiar radio konservatif kontroversial, juga memperkirakan penerbitan foto-foto syur Melania malah membantu suaminya meraup suara dari pemilih gay dan lesbian.

"Apakah Anda melihat terbitan The New York Post dengan foto telanjang Melania Trump?" ucap Limbaugh dalam siaran pada Senin. "Dan hari ini ini, apa yang Anda sebut foto Melania dengan perempuan lain beredar ...".

"Saya pikir ini kemungkinan bisa meraup suara dari kaum LGBTQ untuk Trump. Anda tidak pernah tahu bagaimana melihat hal ini, tidak akan pernah tahu."

Peredaran Foto Syur Melania Trump

Senin, 1 Agustus lalu, media Amerika The New York Post menerbitkan gambar di halaman depan, yang menampilkan wanita kelahiran Slovenia yang kini menjadi Nyonya Trump itu tanpa sehelai benang pun.

Dengan menyematkan judul "Menage a Trump" media itu dianggap mendorong tuduhan kebencian terhadap wanita itu.

Melania berpose bersama seorang model Skandinavia, Emma Eriksson.

Sebelumnya pada Minggu, 31 Juli, media tersebut memasang gambar halaman depan Nyonya Trump tanpa busana. Hanya ada simbol bintang menutupi payudaranya. Edisi kali itu diberi tajuk "The Ogle Office".

"Ini adalah foto Melania Trump berusia 20 tahun, sebelum ia bertemu dengan Donald Trump," ucap Jason Miller, seorang penasihat senior Trump kepada CNN. "Foto-foto itu merupakan citra tubuh manusia sebagai seni."

Setelah foto "polos" Melania Trump beredar, media milik Rupert Murdoch edisi Senin juga menunjukkan calon Ibu Negara AS--jika Donald Trump menang pemilihan presiden November mendatang-- dipeluk oleh wanita telanjang.

Kedua gambar aduhai itu dilaporkan diambil pada tahun 1995, sebelum Melania bertemu Trump. Kala itu Melania bekerja sebagai model di usia 25 tahun.

Foto-foto itu dipublikasikan pada tahun berikutnya di Max, sebuah majalah Prancis yang sekarang sudah tidak beredar.

The New York Post adalah surat kabar nasional pertama yang mendukung Donald Trump menjadi presiden pada April lalu.

"Trump adalah sosok pembawa pesan. Meski tak sempurna, ia mencerminkan yang terbaik dari New York," tulis surat kabar dengan oplah lebih dari setengah juta itu, atau terbesar keempat di New York.

Editorial media tersebut mencatat bahwa Trump berpotensi jadi superstar, mengumbar janji-janji besar, tapi tak lepas dari kesalahan.

Penggunaan gambar-gambar dari istri Donald Trump memancing tanggapan beragam di media sosial.

Apa pun, kemunculan foto-foto syur Melania Trump mampu membuat publik terbelah. Sebelumnya, kontroversi mengemuka, menyusul kata-kata bernada penghinaan Donald Trump pada keluarga veteran AS,  Humayun Khan, yang gugur secara heroik di Irak.Â