Sukses

Misteri Dua Makam Penjelajah Vasco da Gama

Ternyata petualangan penjelajah Vasco da Gama asal Portugis tidak berhenti setelah ia meninggal dunia.

Liputan6.com, New York - Dalam sejarah, Vasco da Gama dikenal sebagai seorang penjelajah dan petualang pada Abad ke-15. Ternyata, kematian tak lantas menghentikan 'petualangan' pria Portugis itu.

Setelah tutup usia, misteri menyeruak tentang kematian da Gama. Kisah tentang dua makam sang penjelajah, mulai dari Biara Jerónimos di Lisbon, Portugal, hingga ke sebuah gereja terkenal di Kochi, India, mengemuka.

Dikutip dari Ancient Origins pada Rabu (3/8/2016), Vasco da Gama meninggal dunia dalam kunjungannya yang ketiga ke India, pada 24 Desember 1524, di kota Kochi.

Da Gama dikenal sebagai salah satu penjelajah hebat. Ia menemukan jalur jalan laut langsung dari Eropa ke Malabar, India,  yang memungkinkan perdagangan dengan Timur Jauh, tanpa menggunakan rute Jalur Sutera yang mahal dan tidak aman.

Sang laksamana berjasa membawa ketenaran serta harta benda bagi Portugis. Banyak pelaut yang ingin mengikuti jejaknya dan mendapatkan kejayaan serupa di lautan.

Namun demikian, ketika Eropa sedang girang dengan dampak positif penjelajahan samuderanya, benua-benua lain justru mengalami penderitaan.

Kolonialisasi Eropa membawa kepedihan, kematian, penyakit dan penderitaan kepada bangsa-bangsa pribumi Asia, Afrika, Amerika, dan Australia.

Pengutusan Vasco da Gama. Ternyata petualangan penjelajah Vasco da Gama asal Portugis tidak berhenti setelah ia meninggal dunia. (Sumber Ancient Origins)

Dalam tiga kali perjalanannya, Vasco da Gama dan para awaknya membuka cara baru komunikasi dan mengubah perjalanan laut selamanya. Lebih daripada itu, perjalanannya membuka pasar baru bagi barang-barang, rempah-rempah, dan produk-produk lain lintas benua.

Penjelajahannya juga mengubah Asia untuk selamanya. Karena ingin meniru para pelaut Portugis itu, semakin banyak orang Eropa yang pergi ke timur.

Vasco da Gama berusia kira-kira 60 tahun ketika meninggal dunia, walaupun tanggal kelahirannya tidak jelas. Tubuhnya lelah. Meski memiliki banyak pengikut dan pendukung, ia juga punya musuh-musuh.

Da Gama disebut-sebut dimakamkan dua kali, dan sekarang orang mempertanyakan tempat peristirahatan terakhirnya.

Cerita-cerita lama dari India mengatakan, seseorang yang dikubur di Lisbon, mungkin adalah orang lain.

Secara resmi disebutkan bahwa jasad Vasco da Gama digali lagi dan dikuburkan ulang di tanah airnya.

2 dari 4 halaman

Kuburan Pertama

Vasco da Gama pertama kali dikuburkan di gereja St. Francis di benteng Kochi.

Benteng itu berada dalam Kochi, di Kerala, India. Riwayat kota itu sendiri membentang sejak zaman purba, tapi gerejanya baru dibangun pada 1503.

Gereja itu termasuk yang tertua di India dan menjadi salah satu yang tertua di Asia. Karena khawatir dengan vandalisme makam, raja Portugis memutuskan jasad da Gama untuk dibawa pulang 14 tahun sesudah pemakaman.

Makam pertama di gereja St. Francis, Kochi, India. Ternyata petualangan penjelajah Vasco da Gama asal Portugis tidak berhenti setelah ia meninggal dunia. (Sumber Ancient Origins)

Jasad Vasco da Gama kemudian diangkat lagi dan dikapalkan. Kuburan di Kochi dibiarkan kosong, hanya ditandai dengan batu nisan. Itulah 'perjalanan' kembali ke Lisbon bagi Vasco da Gama.

Walaupun sudah kosong, kuburan penjelajah itu masih menjadi daya tarik bagi wisatawan di kota tersebut.

3 dari 4 halaman

Makam Baru Sebagai Sumber Nafkah Baru

Pemakaman ulang Vasco da Gama dilakukan di Biara Jerónimos, Lisbon, Portugal. Saat itu, biara yang didirikan pada Abad ke-15 tersebut sudah menjadi tempat terkenal di kota karena prestasinya sebelum memulai ekspedisi pada 1497.

Makam ke dua bagi Vasco da Gama di Lisbon, Portugis. Ternyata petualangan penjelajah Vasco da Gama asal Portugis tidak berhenti setelah ia meninggal dunia. (Sumber Ancient Origins)

Kapel tersebut sebelumnya diabdikan kepada Santa Maria de Belem. Setelah Vasco da Gama mengajak para awaknya untuk doa bersama sebelum perjalanan pertama, terukirlah sejarah baru. Sang raja kemudian menetapkannya sebagai sebuah tempat istimewa.

Berdasarkan keputusan Raja Manuel, kapel sederhana itu kemudian diganti dengan sebuah biara dan gereja pada awal 1501. Pekerjaannya memerlukan waktu 100 tahun, sehingga pendirinya tidak melihat hasil akhir pembangunan.

Dana pembangunan berasal dari upeti yang berasal dari Afrika dan Timur Jauh. Biaya perubahan kira-kira 70 kilogram emas per tahun. Emas dalam jumlah besar dibawa ke Portugis, tapi membawa penderitaan bagi manusia yang tinggal di wilayah-wilayah yang diduduki.

Perlahan-lahan, semakin banyak orang yang menghargai gereja dan biara tersebut. Keinginan mengunjungi makam terkenal Vasco da Gama menarik banyak orang berbondong-bondong ke sana dan menjadi sumber nafkah dari wisata.

4 dari 4 halaman

Gaung Pria Legendaris

Di masa kini, topik penjelajahan dan penjelajahannya Vasco da Gama cukup kontroversial. Jelaslah bahwa banyak penjelajah dan pendukung mereka telah melakukan hal-hal yang buruk, terutama terhadap suku-suku pribumi di bagian Bumi yang mereka kunjungi.

Namun demikian, banyak petualang yang tidak memikirkan tentang semua ini ketika memulai perjalanan ke dunia tak dikenal. Bahkan, walaupun makamnya menjadi sumber nafkah bagi dua gereja yang pernah menjadi makamnya, kisah Vasco da Gama masih mengundang rahasia.

Pada Maret 2016, para peneliti melaporkan temuan sebuah kapal yang diduga menjadi bagian armada Portugis di bawah pimpinan Vasco da Gama yang juga mencapai India. Tempat temuannya di pulau Al Hallaniyah, dekat pantai Oman.

Reruntuhan kapal Esmeralda. Ternyata petualangan penjelajah Vasco da Gama asal Portugis tidak berhenti setelah ia meninggal dunia. (Sumber Ancient Origins)

Menurut Kementerian Warisan dan Budaya, kapal itu diduga sebagai Esmeralda, bagian dari perjalanan kedua oleh Vasco da Gama pada tahun 1502 hingga 1503. Temuan ini mungkin saja menjadi sumber informasi tambahan tentang suatu masa dalam petualangan da Gama.

Dalam waktu dekat, mungkin saja para peneliti mengangkat kembali jasad yang dikuburkan di Lisbon. Bisa saja ada orang lain (selain Cervantes dan Columbus) yang ditemukan dimakamkan di Spanyol. Kisah Vasco da Gama setelah kematiannya bisa menjadi bagian proyek penelitian menarik lainnya.