Liputan6.com, Jakarta - Pada 4 Agustus 1892, suatu sore yang sangat panas, terutama di Massachusetts. Suhu udara bahkan mencapai 38 derajat Celcius.
Seorang pria, yang masih menggunakan mantel pagi hari merasa tidak enak badan. Ia duduk bersandar di sofa berlapis kulit kambing. Pelan-pelan ia mengendorkan boot-nya, lalu, kepalanya ditidurkan di lengan sofa.
Tak lama kemudian, ia tertidur lelap, untuk selamanya...
Advertisement
Pria tua itu sama sekali tidak tahu, di loteng atas, istrinya berbaring di lantai di kamar tidur tamu. Perempuan itu tewas dua jam sebelumnya, oleh tangan yang sama yang juga mencabut nyawa pria itu.
Mereka adalah pasangan suami istri Andrew dan Abby Borden, tinggal di kawasan Fall River, Massachusettss. Kematian mereka begitu keji. Abby tewas dengan tengkorak yang hancur dan Andrew... kepalanya terbelah dua, dengan mata yang nyaris keluar dari lubangnya. Teman dekat mereka sampai nyaris tak mengenali jenazahnya.Â
Keluarga Borden adalah keluarga kaya dan terpandang. Mereka tinggal bersama 2 anak gadisnya, Emma dan Lizzie.
Saat tewas, Lizzie yang menemukan mereka. Ia adalah orang yang kemudian memberitahukan pembantu rumah tangga bahwa orangtuanya tewas.
Dilansir dari prairieghosts.com, kecurigaan pun jatuh pada Lizzie. Kasus itu lantas menjadikan kota Fall River terkenal seantero Amerika Serikat.
Bukan hanya mereka dibunuh dengan keji dengan sebuah kapak, namun tak ada yang menyangka anak manis, guru sekolah minggu mampu membunuh orangtuanya.
Kendati tes sidik jari telah menjadi hal lazim di Eropa saat itu, namun tidak bagi AS. Polisi negara Paman Sam masih meragukan kebenarannya. Sehingga mereka menolak untuk menyamakan sidik jari Lizzie dan kapak yang ditemukan di rumah itu.
Meskipun jaksa mati-matian membuktikan bahwa Lizzie adalah pembunuhnya, namun dewan juri tidak percaya. Padahal ada bukti kuat seperti keterangan yang membingungkan polisi, membakar baju yang ia pakai di hari ia menemukan jasad orangtuanya dan membeli kapak kecil sebelum tragedi itu.
Namun, cukup 90 menit bagi dewan juri memutuskan Lizzie tidak bersalah pada 19 Juni tahun depannya.
Lima minggu sesudah pengadilan, Lizze dan Emma meninggalkan rumah itu dan pindah ke rumah berkamar 13 di kawasan elite The Hill. Pada 1904, Emma berpisah dengan Lizze. Keduanya berhenti berbicara satu sama lain. Rumor mengatakan, kasus pembunuhan masih menghantui mereka.
Lizzie meninggal pada 1 Juni 1927 di usia 67 tahun disusul oleh Emma 9 hari kemudian.
Lebih dari satu abad pembunuhan paling sensasional di Fall River, hingga kini kasusnya tak terpecahkan. Apakah karena pembunuhnya tak tertangkap atau justru Lizzie sendiri yang sepantasnya disalahkan? Kalau melihat fotonya, dengan senyum simpul yang cantik semua bertanya, mampukah ia membunuh dengan keji? Rahasia apa yang ia bawa ke kuburnya.
Yang tersisa dari kasus ini adalah pertanyaan, rumah yang dijadikan museum dan sebuah sajak:
Lizzie Borden took an axe
And gave her mother forty whacks
When she saw what she had done
She gave her father forty-one.
Pada hari yang sama pada tahun 1944, seseorang telah membocorkan kepada Nazi tentang persembunyian Anne Frank dan keluarganya di sebuah gudang rahasia Frank --Secret Annex-- dan keluarga Yahudi lainnya. Mereka ditangkap dan dideportasi ke Auschwitz.
Frank sekeluarga sembunyi di gudang itu bersama keluarga Yahudi lainnya. Makanan dan kebutuhan lainnya dipasok oleh seorang Belanda yang peduli akan nasib mereka. Mereka mulai bersembunyi dari 1942 takut dideportasi, dikembalikan ke Nazi di Jerman.
Sementara, pada 4 Agustus 1961, Barack Obama lahir. Ia menjadi Presiden ke-44 Amerika dan merupakan presiden AS keturunan Afrika pertama di Negara Paman Sam.