Liputan6.com, Daytona Beach - Setelah 'berperang' dengan orangtua seorang tentara Muslim Amerika Serikat yang tewas di Irak, Donald Trump lagi-lagi membuat publik geger.
Kali ini ia dianggap mencoba mengalihkan perhatian dengan menyebut rivalnya dalam pemilihan Presiden AS, Hillary Clinton, sebagai pendiri ISIS. Taipan bisnis asal New York itu menyampaikan sebutan itu saat berkampanye di Daytona Beach, Florida, pada Rabu 3 Agustus 2016.
Baca Juga
Trump sepertinya mengikuti nasihat sejumlah orang di Partai Republik untuk menyerang Hillary. Hal tersebut kemungkinan menjadi strategi mereka mengingat Florida menjadi salah satu negara bagian yang akan menentukan siapa yang berhak untuk menempati kursi di Gedung Putih pada November nanti.
Advertisement
Capres dari Partai Republik itu menyebut, kekacauan di Timur Tengah disebabkan oleh Hillary sewaktu ia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri AS. Di antara "bencana" tersebut adalah munculnya ISIS.
"Ia (Hillary Clinton) harus mendapat penghargaan dari ISIS sebagai pendiri ISIS," kata Trump seperti dikutip dari Independent, Kamis (4/8/2016).
Selain Hillary, Trump juga menyerang Barack Obama. "Kita memiliki presiden yang sangat tak kompeten. Kita telah dipermalukan oleh Presiden Obama dan kebijakannya," ujar Trump.
Ia menyebut, perlakuan AS ke Libya merupakan salah satu kebijakan yang paling salah. Namun, suami Melania Trump itu lebih menyalahkan Hillary atas hal tersebut.
"Libya! Lihat kekacauan di sana dan itu akibat (Hillary) Clinton memberi nasihat kepada Obama."
Di antara anggota Partai Republik banyak yang meminta Trump untuk mengubah haluan setelah ia mengalami perdebatan panjang dengan ayah seorang tentara Muslim. Salah satunya adalah  Newt Gingrich. Mantan juru bicara DPR AS itu akhirnya angkat bicara.
"Trump telah membantunya (Hillary) menang dengan membuktikan bahwa ia lebih tak kompeten dari Hillary," ujar Gingrich kepada The Washington Post.
"Siapa pun yang khawatir bahwa Hillary akan menang, harus berharap bahwa Trump akan menjaga omongannya dan belajar kemampuan baru. Ia tak dapat memenangkan pemilu dengan cara yang dilakukannya sekarang," imbuhnya.