Liputan6.com, London - Eropa lagi-lagi dilanda ketegangan. Kali ini sebuah serangan penusukan terjadi di Russell Square, London, pada Rabu, 3 Agustus 2016, sekitar pukul 22.33 waktu setempat.
Akibat peristiwa tersebut, seorang wanita meninggal dan enam orang lainnya mengalami luka-luka. Sebuah pernyataan dari kepolisian mengatakan, perempuan yang merupakan korban tewas sempat mendapat pertolongan darurat di tempat kejadian.
Baca Juga
Sementara itu, seorang pria telah ditangkap pukul 22.39. Polisi juga mengatakan, petugas menggunakan taser atau senjata kejut saat melakukan penangkapan.
Advertisement
Sejumlah saksi mata pun memberikan keterangan ketika peristiwa menegangkan itu terjadi. Seorang penelepon BBC Radio London bernama Paul mengatakan, ia berjalan dari bioskop Bloomsburry dengan kekasihnya ketika tiba di tempat kejadian.
"Kami tiba di lokasi dan terdapat polisi bersenjata di mana-mana...banyak sekali polisi...dan sesosok jasad tergeletak di jalan ditutupi selimut. Sepertinya wanita itu ditikam sebuah geng dan ia sudah meninggal," ujar Paul seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (4/8/2016).
"Kami pergi ke bar di seberang jalan dan petugas datang untuk mewawancarai kami...kami benar-benar tak melihat apa-apa namun beberapa orang di bar melihat sesuatu," tambahnya.
Petugas kepolisian tambahan diterjunkan ke lokasi kejadian untuk melakukan pengamanan.
"Terorisme merupakan salah satu kemungkinan yang sedang diselidiki pada tahap ini," jelas pernyataan dari polisi.
Insiden itu terjadi hanya beberapa jam setelah pihak berwenang mengumumkan, London akan menerjunkan lebih banyak polisi bersenjata setelah Eropa mengalami serangkaian serangan teror akhir-akhir ini.
Berlokasi di distrik Bloomsbury, London, Russel Square dekat dengan gedung utama University of London dan British Museum.
Dilansir oleh CNN, area tersebut terkenal di kalangan wisatawan karena dekat dengan sejumlah museum dan pusat kota London.
Sebelumnya, pada 7 Juli 2005, jalur kereta bawah tanah yang terletak di dekat Russell Square diserang empat bom dan menyebabkan setidaknya 56 korban jiwa.