Liputan6.com, Dubai - Sebanyak 300 orang--282 penumpang dan 18 awak pesawat--yang ada dalam pesawat Emirates Airlines selamat saat burung besi itu terempas di landasan Bandara Internasional Dubai, Rabu, 3 Agustus 2016. Pimpinan maskapai, Sheikh Ahmed bin Saeed Al Maktou, melaporkan hanya 13 penumpang yang mengalami luka ringan.
Namun, kepulan asap, api yang berkobar, dan ledakan hebat yang terjadi pada burung besi tersebut merenggut korban jiwa. Jassim Essa Al-Baloushi adalah pemadam kebakaran yang menangani insiden yang menimpa kapal terbang nahas itu.
"Ia gugur saat menyelamatkan hidup lain," demikian pernyataan kantor berita milik pemerintah Dubai, seperti dikutip dari CNN, Kamis (4/8/2016).
Pemimpin Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, juga menyampaikan duka cita dan pujian pada almarhum.
"Saya bangga pada jiwa muda dan pengorbananmu dalam menyelamatkan nyawa dan menyelamatkan orang lain," kata Sheikh lewat Twitter.
Suhu Dubai yang tinggi diduga menjadi faktor pemicu kebakaran hebat.
Baca Juga
"Itu adalah hari yang sangat panas, suhu udara hampir 50 derajat Celsius. Sayap yang rusak, bahan bakar yang bocor dan menguap dalam suhu seperti itu, sangat mudah terbakar," kata ahli penerbangan, David Learmount.
"Pernah terjadi kecelakaan di mana Boeing 777 rusak sangat parah, namun tak ada kebakaran sehebat itu."
Angin geser serta kondisi yang berpotensi berbahaya yang melibatkan perubahan mendadak dan tak terduga terhadap arah atau kecepatan angin juga diduga menjadi salah satu faktor.
"Sungguh menakutkan. Ada asap yang keluar di kabin. Orang-orang berteriak," kata Sharon Maryam Sharji, seorang penumpang di pesawat.
"Emirates mengonfirmasi bahwa pada 3 Agustus 2016 penerbangan EK521 dari Trivandrum International Airport di Thiruvananthapuram, India, ke Dubai mengalami insiden kecelakaan di Bandara Internasional Dubai," demikian diungkapkan pihak maskapai.
Mayoritas penumpang yang ada dalam pesawat adalah warga India.
Untungnya, pesawat Boeing 777-300 seperti milik Emirates tersebut didesain sedemikian rupa agar semua penumpang bisa dievakuasi dalam waktu 90 detik jika kecelakaan terjadi di darat.
Pesawat nahas tersebut terbang dari Bandara Trivandrum, India, pada pukul 10.19 dan dijadwalkan mendarat di Dubai pada pukul 12.50.
Ketika petugas penanganan kondisi darurat tiba di lokasi kejadian dan berusaha memadamkan api, terlihat jelas tingkat keparahan insiden tersebut--yang bisa jadi mematikan jika ditangani terlambat.
Sebagian besar bagian atas badan pesawat hilang, sementara perut burung besi itu terjerembab ke landasan.
Sejauh ini belum diketahui penyebab kecelakaan tersebut. Diduga, instrumen pendaratan pada pesawat Emirates Airlines mengalami gagal fungsi, sementara gesekan badan kapal terbang dengan landasan bisa jadi memicu kebakaran.
Advertisement