Liputan6.com, Rio de Janeiro - Jelang pembukaan pesta olahraga dunia, Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, bentrokan pecah antara massa anti-pemerintah dan polisi.
Polisi bersenjata dikerahkan untuk mengamankan jalanan. Sementara mereka yang berunjukrasa bercampur dengan kerumunan turis yang datang untuk menikmati pesta pembukaan ajang olahraga bergengsi itu.
Protes terjadi pada Rabu 3 Agustus 2016 waktu setempat, mengiri kedatangan obor Olimpiade 2016Â di jalan Duque de Caixas, di utara Rio.
Advertisement
Seperti dikutip dari Reuters, Kamis (4/8/2016), pendemo melemparkan batu ke arah polisi dan memblokir jalur parade obor menuju pusat pembukaan Olimpiade.
Menanggapi hal tersebut petugas kepolisian Rio mencoba membubarkan massa dengan menggunakan semprotan cabai, peluru karet, bahkan gas air mata.
Sebuah video rekaman detail kejadian pun berhasil diabadikan oleh seorang yang berada di tempat kejadian.
Terlihat dalam rekaman tersebut, massa yang awalnya memblokir jalan mulai berhamburan setelah polisi meluncurkan tembakan peringatan ke udara.
Selang beberapa menit, tembakan kedua kembali terdengar. Kali ini di arahkan kepada kerumunan massa.
Beberapa tembakan kembali terdengar, seorang pria mengenakan baju merah terlihat mengerang, memegangi pahanya yang terkena peluru karet.
Pasukan keamanan berbaju hitam lengkap dengan senjata api, helm, dan rompi anti-peluru terus menembak ke arah kerumunan. Seorang gadis 10 tahun dilaporkan terluka akibat peluru karet.
Setelah beberapa menit, terdengar suara ledakan. Bunyi itu bersumber dari tabung gas air mata yang dilemparkan polisi.
Panik, pendemo kembali berlarian menghindari gas yang dapat membuat mata perih dan sakit itu. Ada yang menangis, berteriak kesakitan, bahkan berguling-guling menghindari gas tersebut.
'Olimpiade Tidak Menguntungkan bagi Rio'
Bentrok tersebut merupakan aksi protes anti-obor di salah satu daerah pinggiran kota Rio, di mana pada saat yang bersamaan pemerintah juga sedang menangani masalah kekerasan di utara Brasil, menambah ketegangan di negara itu.
Pekan olahraga internasional, Olimpiade dan Paralimpiade, akan dilaksanakan di Rio di tengah-tengah ketidakstabilan di negara itu.
Banyak warga berjuang hidup di tengah krisis ekonomi. Mereka mempertanyakan kebijakan pemerintah menerima tawaran menjadi tuan rumah Olimpiade 2016.
"Olimpiade ini buang-buang waktu saja. Pertandingan ini tidak membawa untung apa-apa bagi Rio de Janeiro," kata seorang pelayan, Adriano Souza, 25 tahun.
Seolah tak terpengaruh dengan 'teriakan' warga, Wali kota Eduardo Paes tetap menggelar parade. Ia berkeliling membawa obor yang telah diterimanya dari siswa akademi angkatan laut  di pusat kota Rio.
Obor tersebut akan kembali di bawa ke pusat kota pada Jumat 5 April 2016, tepat pada acara pembukaan Olimpiade Rio, di stadium World Cup, Maracana.