Sukses

Militer Gadungan Tembak Mati 13 Orang di Pasar India

Laporan awal menunjukkan serangan tersebut adalah salah satu yang paling mematikan di Assam, India dalam beberapa tahun terakhir.

Liputan6.com, Guwahati - Militer gadungan menembak mati setidaknya 13 orang di daerah pasar yang sibuk, di sebuah kota di timur laut India yang bergolak, Assam. Sebanyak 15 lainnya dilaporkan terluka dalam serangan tersebut.

Pihak berwenang menyalahkan kelompok separatis regional yang menjadi dalang pelaku serangan bersenjata tersebut.

"Orang-orang bersenjata menembak tanpa pandang bulu dan melemparkan granat tangan di pasar mingguan yang ramai di Kokrajhar. Kota 220 km (137 mil) melalui jalan darat barat dari ibukota komersial negara Guwahati," kata saksi mata seperti dikutip dari Reuters, Jumat (5/8/2016).

"Salah satu penyerang tewas, dan pasukan keamanan tengah memburu sekitar tiga atau empat orang lain yang kabur lalu bersembunyi di hutan terdekat," jelas kepala polisi Assam, Mukesh Sahay.

Sahay mengatakan polisi telah menemukan senapan AK-47 dan peledak dari penembak mati, serta van roda tiga yang digunakan penyerang ke lokasi serangan.

"Pria bersenjata tewas itu belum diidentifikasi," kata Sahay.

Sahay menyalahkan kelompok National Democratic Front of Bodoland atau Front Demokratik Nasional Bodoland (Songbijit), militan yang memperjuangkan negara terpisah untuk suku-suku pribumi, Bodo.

Seorang pejabat senior Kementerian Dalam Negeri New Delhi mengatakan, laporan awal menunjukkan serangan tersebut adalah salah satu yang paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir -- di wilayah dengan sejarah pertumpahan darah sektarian dan separatisme.

"Polisi telah meluncurkan berburu untuk melacak gerilyawan bersembunyi di dekat tempat kejadian. Ini adalah serangan militan, dan kami akan mengirimkan tim dari Delhi untuk menyelidiki lebih lanjut," kata pejabat yang tak disebutkan identitasnya itu.

Assam, negara terpencil dan terbelakang dilanda pemberontakan etnis dan suku selama bertahun-tahun. Partai nasionalis Bharatiya Janata Party (BJP) yang menaungi Perdana Menteri Narendra Modi, meraih kekuasaan dalam pemilu negara pada Mei lalu untuk pertama kalinya setelah berjanji untuk meningkatkan pendapatan di negara bagian itu.

"Serangan ini dimaksudkan untuk mengacaukan perdamaian di Assam," kata Himanta Biswa Sarma, Menteri Keuangan dan Kesehatan India sekaligus anggota BJP.

Sejauh ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Kekerasan di Assam dan di timur laut India menurun karena banyak kelompok militan sepakat dengan gencatan senjata. Serangan oleh salah satu komunitas terhadap yang lain jarang terjadi.

Sebelumnya pada akhir 2004, militan yang memperjuangkan negara baru untuk Bodo menewaskan sedikitnya 70 orang di beberapa bagian Assam. Sebagian besar dari mereka pekerja teh perkebunan dari bagian lain India.

Video Terkini