Liputan6.com, Rio de Janeiro - Olimpiade 2016Â sah dibuka di Rio de Janeiro. Presiden interim (sementara) Brasil, Michel Temer, didaulat mengumumkan secara resmi dimulainya ajang olahraga dunia itu pada Jumat malam, 5 Agustus 2016 waktu setempat.
Olimpiade yang digelar 5-21 Agustus 2016 tersebut menjadi tonggak sejarah. Sebab, untuk pertama kalinya negara Amerika Selatan menjadi tuan rumahnya. "Saya menyatakan bahwa Games of Rio, merayakan Olimpiade XXXI pada era modern, resmi dibuka," kata Temer seperti dikutip dari Sputnik News, Sabtu (6/8/2016).
Baca Juga
Pernyataan pembukaan resmi Presiden interim Brasil disampaikan setelah upacara pembukaan yang berlangsung lebih dari tiga jam.
Advertisement
Tepuk tangan meriah yang menyambut pernyataan Temer diselingi cemoohan serta ejekan dari sebagian orang. Namun, tak lama kemudian kembang api yang meriah dan megah dinyalakan, menyinari langit malam.
Gegap gempita Olimpiade digelar di tengah cobaan beruntun yang menimpa Brasil: pertikaian politik yang berujung pada pemberhentian sementara Dilma Rousseff sebagai presiden, krisis ekonomi dan resesi yang tak kunjung berakhir, serta virus Zika yang mengancam--termasuk untuk para atlet yang berlaga dalam Olimpiade 2016.
Olimpiade 2016 seharusnya dibuka secara resmi oleh Dilma Rousseff. Namun, presiden perempuan tersebut diberhentikan sementara selama 180 hari untuk menjalani sidang pemakzulan atas dirinya.
Parlemen Brasil menggelar aksi pemungutan suara untuk menyetujui pelengseran presiden wanita mereka, Dilma Rousseff, pada Minggu malam, 17 April 2016. Rousseff diduga terlibat dalam serangkaian kasus yang meliputi korupsi dan mengakibatkan penurunan perekonomian nasional.
Isu pemakzulan terhadap Dilma Rousseff membuat publik Negeri Samba terbelah, pro dan kontra. Perempuan pertama yang jadi Presiden Brasil itu beberapa kali menyerang pihak yang ia anggap sebagai penentang, termasuk Wakil Presiden Michel Temer.
Ia menuduh wakilnya berusaha menggulingkan pemerintah secara ilegal. "Wakil Presiden Michel Temer bersalah atas pengkhianatan kepadaku dan demokrasi," ucap Dilma Rousseff beberapa waktu lalu.