Liputan6.com, Rio de Janeiro - Michelle 'Shelly' Jenneke adalah seorang atlet lari gawang profesional Australia. Perempuan itu pernah meraih peringkat ke-5 dalam ajang World Junior Championships di Barcelona, Spanyol pada 2012, dalam kategori lari gawang 100 meter wanita.
Tidak hanya prestasi, gadis yang bisa dipanggil Shelly menarik perhatian dunia pada saat ajang olahraga atletik tersebut.
Aksinya saat melakukan pemanasan sebelum memulai pertandingan, membuat namanya lebih dikenal penonton bahkan netizen dunia maya.
Advertisement
Baca Juga
Gadis yang pada 2012 berusia 19 tahun tersebut terlihat melakukan gerakan 'tari', menggoyangkan pinggul, kaki, dan tangannya sambil tersenyum.
Sontak, tontonan tersebut menarik perhatian dan menjadikan Shelly 'bintang' lapangan yang seksi dan juga berbakat.
Kini, 4 tahun berlalu setelah keikutsertaannya di Barcelona. Atlet Australia yang terkenal karena tarian 'hot'-nya itu akan ikut berpartisipasi dalam ajang olahraga internasional, Olimpiade Rio 2016.
Menariknya, seperti dikutip dari News.com.au, Senin (8/8/2016), sebelum sang atlet muda itu tiba di kampung atlet di Brasil, wajahnya telah lebih dulu menghiasi papan iklan di Rio de Janeiro.
Shelly menghiasi papan iklan Coca-Cola terbaru untuk Olimpiade 2016, yang diambil di Barcelona. Ketenaran yang diraih oleh atlet yang juga berprofesi sebagai model itu, merupakan hasil kerjasama yang kompak antara gadis itu dan sang manajer yang juga ibunya, Nicky Jenneke.
Sejak video menarinya di Barcelona 2012 menjadi viral, Shelly sering memang mendapatkan tawaran iklan.
"Dia sering bertanya-tanya mengapa orang mencarinya. Shelly tidak populer di sekolah, dia sederhana dan merupakan anak yang sedikit tertutup. Dia menarik, tapi tidak pernah berpikir 'aku seksi'", ujar sang ibu, Nicky.
"Jika dia tidak suka iklannya, anak itu akan langsung menolak. Shely lebih sering bilang tidak dari pada ya," lanjut Nicky.
Atlet yang Tidak Merasa Seksi
Gadis Sederhana yang Tidak Haus Ketenaran
Bagi Michelle 'Shelly' Jenneke, olahraga adalah bagian hidupnya. "Dia (Shelly) tidak bermimpi untuk ikut serta dalam Olimpiade. Atletik merupakan sesuatu yang ia senangi," kata Nicky, sang ibu.
Dulu, tambah Nicky, anak perempuannya bahkan pernah menolak tawaran pimpinan Cherrybrook Little Athletics.
"Waktu itu Shelly berusia 11 tahun, mereka mengatakan bahwa anakku berpotensi untuk ikut olimpiade. Tapi Shelly dengan santai mengatakan 'aku tidak tertarik untuk ikut olimpiade, jika mereka memintaku, aku mungkin mengatakan, tidak, terima kasih'," ujar sang ibu.
Ketika video menarinya di Barcelona menjadi viral dan telah ditonton oleh lebih dari 60 ribu orang, Shelly hanya tertawa.
"Dia berkata 'Wow, jumlah yang hampir sama dengan total seluruh orang di dalam stadium'" kata Nicky.
Sang ibu juga menambahkan bahwa Shelly bukanlah seorang yang mementingkan popularitas. Dia bahkan tidak keberatan jika orang tak mengenalinya sebagai atlet.
"Shelly tidak melakukan itu dengan sengaja untuk mendapatkan popularitas. Dia tidak peduli jika orang lain suka apa yang dia lakukan atau tidak," ujar Nicky.
Dia juga mengatakan bahwa apa yang dipikirkan anak seumur Shelly belum bisa dikontrol. Mereka cenderung melakukan apa yang menyenangkan untuk diri sendiri.
"Setelah video menarinya viral, Shelly pergi ke Tanzania untuk bekerja di panti asuhan. Hal tersebut bagus untuknya, dia bisa mendapatkan pengalaman bahwa ada orang di luar sana yang tidak mempunyai apa-apa tapi tidak mengeluh," sambung ibu sang atlet.
Advertisement
Gadis Aktif
Shelly atau Michelle adalah seorang anak yang sangat aktif dan suka melakukan banyak kegiatan yang berkaitan dengan olahraga.
Sejak gadis itu berusia 13 tahun, dia sudah aktif dalam kegiatan seperti sepak bola, voli, bola tangan, senam, dan renang.
Tidak hanya itu, Shelly bersama dengan sang ibu bahkan melakukan kunjungan ke tempat penampungan orang tak mampu.
"Shelly senang berada di antara kerumunan orang. Dia seperti mendapatkan energi dari mereka. Di juga senang membuat orang-orang tertarik dengan atletik," kata Nicky.
Walaupun memberikan kebebasan untuk berekspresi kepada sang anak, Nicky tetap mengontrol kegiatan sang atlet. Sang ibu menangani urusan bisnis, seperti tawaran iklan dan mengontrol laman Facebook milik Shelly.
"Dia mulai mendapatkan pesan tak pantas dari laki-laki. Aku menyensornya, dia tidak perlu melihat gambar-gambar tersebut," ujar Nicky.
Walaupun begitu, Nicky tidak terlalu menikmati menjadi manajer Shelly. "Aku lebih suka menjadi 'ibunya'," kata dia.
"Terkadang kita berbeda pendapat ketika ada tawaran. Tapi kami bisa melewatinya. Kami tetap menjadi tim yang hebat," ujar Nicky.
Â