Sukses

Si Cantik Melania Trump Sejatinya Mata-Mata Super Rusia?

Darah Soviet yang mengalir dalam diri Melania Trump menjadikan Pilpres AS sulit dilepaskan dari bayang-bayang Rusia.

Liputan6.com, Washington, DC - Rusia dan Amerika Serikat (AS) memiliki hubungan yang terbilang unik. Keduanya seteru abadi, tapi kerap berdiri di atas panggung yang sama dalam kancah internasional.

Sejak lama rumor beredar Rusia ingin menancapkan pengaruh atas Presiden AS, tapi tidak secara langsung. Seperti misalnya menjadikan Negeri Paman Sam sebagai "macan ompong" atau menempatkan "mata-mata" di Gedung Putih.

Upaya Rusia untuk menanamkan pengaruhnya atas AS itu dimulai sejak pemilu presiden. Mereka disebut tidak akan mendukung calon presiden yang berlatar belakang politikus karena dinilai berpengalaman dan terlalu gamblang.

Sebaliknya, calon yang akan mereka pilih adalah seseorang yang tidak terduga, misalnya pengusaha asal New York, Donald Trump.

Kabar lain mengatakan, latar belakang istri sang miliarder, Melania, yang berasal dari Slovania--pecahan Uni Soviet--menjadi alasan lain di balik dukungan Rusia terhadap Trump.

Menurut ulasan yang dimuat Huffington Post, Selasa (8/8/2016), darah Soviet yang dimiliki Melania dinilai sedikit banyaknya mempengaruhi cara pandang Trump terhadap Rusia.

Taipan properti itu dikenal sebagai sosok kontroversial, sehingga tak sulit baginya untuk memiliki sikap bersahabat dengan musuh bebuyutan AS itu meski di tengah hujan kritik dan ini dipahami dengan baik oleh Negeri Beruang Merah.

Dalam tulisan yang sama juga disebutkan kegagalan pernikahan Trump pada 1991 tak lepas dari peran Rusia, di mana ketika itu Presiden Vladimir Putin seharusnya sudah pensiun dari KGB.

Usai berpisah dengan istri pertamanya, Ivana Zelnickova, taipan properti itu pun "disodorkan" perempuan asli Amerika, Marla Maples, sebelum akhirnya ia jatuh ke pelukan supermodel keturunan Slovenia, Melania.

Sosok Melania bahkan dinilai jauh lebih menarik dibanding mata-mata perempuan yang biasanya berasal dari Cekoslovakia. Ia dianggap sebagai femme fatale--perempuan penggoda yang pada akhirnya membawa bencana bagi pria yang terlibat dengannya--klasik yang rayuannya bahkan tak mampu ditolak James Bond.

Berkuasanya Putin selama satu dekade terakhir semakin memperkuat bayang-bayang pengaruh Rusia di balik pencapresan Trump. Kebetulan? Mungkin saja, tapi data lain juga menyebutkan bahwa hanya lima persen warga Slovenia yang menjadi anggota Partai Komunis dan ayah Melania adalah salah satunya.

Menelusuri jejak Melania agaknya menjawab pertanyaan di balik sikap manis Trump terhadap Rusia. Sejumlah orang menilai tak aneh jika ada pihak yang berpandangan, istri Trump itu akan memainkan peran strategis dalam memperkuat hubungan AS-Rusia kelak jika suaminya terpilih menjadi orang nomor satu di Negeri Paman Sam.

Melania yang penuh misteri

Di tengah berbagai kontroversial tentang calon ibu negara AS itu, ada pula informasi yang hingga detik ini masih simpang siur, yaitu bagaimana sebenarnya proses yang dilewati Melania hingga ia resmi menjadi warga negara AS.

Hal itu penting dipersoalkan mengingat dalam kampanyenya Trump fokus berbicara tentang imigran. Ia tegas menolak menerima mereka di AS jika kelak menjadi presiden, terutama dan pendatang muslim dan asal Meksiko.

Seorang pengacara yang bekerja untuk Trump Organization, Michael Wildes, pernah "tergelincir" bicara. Ia mengatakan bahwa ibu dari Barron Trump itu menerima kartu hijau--status sebagai penduduk tetap AS (permanent resident)--pada 2001 "berdasarkan perkawinan".

"Nyonya Trump menerima status kewarganegaraannya pada 2006 dan sebelumnya ia telah menerima green card berdasarkan perkawinan. Ia juga sudah lebih dulu memiliki visa kerja dan ia patuh dengan aturan visa serta tidak pernah melanggarnya," ujar Wilde seperti dikutip dari Hollywood Life.

Pernyataan itu cukup membingungkan, mengingat Trump dan Melania baru menikah pada 2005. Sementara kabar bahwa Melania pernah menikahi pria lain tidak diakui mantan model itu.

Pada 4 Agustus lalu, Melania pun merilis pernyataan. Ia menegaskan bahwa dirinya menerima green card pada 2001 dan mulai bekerja sebagai model di AS pada 1990-an. Menurutnya, semua itu ia lakukan dengan visa kerja dan secara legal.

Dalam satu kesempatan juru bicara Trump menuturkan kepada Daily Mail, Melania tidak pernah menikah selain dengan sang miliarder. Dan green card yang didapatnya atas upaya diri sendiri bukan karena perkawinan.