Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari 26.000 orang ditangkap sehubungan dengan upaya kudeta yang gagal pada bulan lalu di Turki. Informasi itu disampaikan oleh oleh Menteri Kehakiman Turki, Bekir Bozdag.
"Sebanyak 16.000 orang secara resmi ditangkap dan ditahan, sementara yang lain 6.000 tahanan masih diproses," kata Bozdag dalam sebuah wawancara dengan Anadolu Agency yang disiarkan langsung di saluran televisi Turki seperti dikutip dari RTE, Selasa (9/8/2016).
Baca Juga
Sementara 7.668 lainnya berada dijadikan subjek penyelidikan atas keterkaitannya dengan kudeta Turki, tetapi saat ini belum dilakukan penahanan.
Advertisement
Secara terpisah, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berkunjung ke Rusia.
Ia mengatakan dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Rusia Tass, bahwa kunjungannya ke St Petersburg akan membuka lembar baru dalam hubungan antara kedua negara.
Erdogan berbicara pada malam pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin di St Petersburg, ia bermaksud mengakhiri periode ketegangan tinggi setelah Turki menembak sebuah jet tempur Rusia dekat perbatasan Suriah November 2016 lalu.
Rusia memberlakukan sanksi perdagangan di Turki, dan jumlah wisatawan Rusia yang berkunjung ke negara itu menurun sebesar 87% pada semester pertama 2016.
Hubungan Turki dengan Eropa dan Amerika Serikat tegang akibat dampak dari kudeta gagal, Erdogan pun berharap perjalanannya ke Rusia akan memberikan jeda bagi pihak Barat untuk berpikir.
Dalam wawancara itu, Erdogan berulang kali menyebut Putin dengan sebutan "dear" atau "respected" dan memanggilnya teman.
"Saya melihat kunjungan ini sebagai awal baru, halaman baru dalam hubungan antara kedua negara. Saya ingin mengirim salam hangat untuk Vladimir (Putin) dan orang-orang Rusia, atas nama diri sendiri dan bangsa Turki," kata Erdogan kepada Tass.
Erdogan mengucapkan terima kasih kepada Presiden Rusia, atas dukungannya selama upaya kudeta Turki yang gagal.