Sukses

AS Kirim 15 Tahanan Guantanamo ke Uni Emirat Arab

Pemerintah Obama mentransfer 15 tahanan dari penjara Guantanamo ke Uni Emirat Arab. Ini yang terbesar di era kepemimpinannya.

Liputan6.com, Washington, DC - Amerika Serikat (AS) mengumumkan pemindahan 15 tahanannya dari fasilitas penahanan di Teluk Guantanamo, Kuba. Menurut utusan khusus AS untuk penutupan Guantanamo, Lee Wolosky, ini merupakan transfer tunggal terbesar yang dilakukan sejak Barack Obama menjabat sebagai presiden.

Seperti yang dilansir, BBC, Selasa (16/8/2016), Pentangon mengatakan 12 narapidana berkewarganegaraan Yaman sementara tiga lainnya berasal dari Afghanistan. Menurut seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS, semua tahanan itu akan dipindahkan ke UEA.

"AS berterima kasih kepada pemerintah UEA atas isyarat kemanusiaan dan keinginan untuk mendukung upaya AS, demi menutup fasilitas penahanan di Teluk Guantanamo," ujar Pentangon melalui pernyataan yang dirilis pada Senin 15 Agustus kemarin.

Presiden Obama sejak awal telah menegaskan ingin menutup penjara Guantanamo sebelum ia meninggalkan Gedung Putih. Ia sempat mengajukan wacana akan mentransfer sisa tahanan ke AS, namun hal itu ditentang Kongres bahkan hal ini memicu kemarahan dari kubu Republik.

"Dalam proses penutupan Guantanamo, pemerintahan Obama telah menempatkan kehidupan AS dua kali lebih berisiko. Sekali lagi, teroris kawakan yang dirilis ke luar negeri akan menjadi ancaman," ujar Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR, Ed Royce.

Aku takut kita akan berhadapan dengan konsekuensi dari kecerobohan ini pada tahun-tahun mendatang," imbuh Royce yang merupakan Republikan asal California.

Dengan dikirimnya 15 narapidana ke UEA ini, maka jumlah tahanan yang tersisa di Guantanamo menjadi 61 orang. Sebelumnya pada April lalu, sembilan tahanan Yaman dilaporkan telah lebih dulu dikirim ke Arab Saudi.

Sebagian besar narapidana di Guantanamo ditahan tanpa dakwaan atau pengadilan selama lebih dari satu dekade. Fasilitas penahanan ini terletak di pangkalan angkatan laut AS di tenggara Kuba.

Setiap tahunnya, biaya pengoperasian penjara Guantanamo yang dapat menampung lebih dari 700 tahanan ini mencapai US$ 445 juta. Fasilitas penahanan ini dibuka oleh mantan presiden AS George W Bush untuk mengakomodasi tersangka teror asing pasca-serangan 11 September 2001.