Sukses

Warga Lokal Meriahkan Upacara HUT ke-71 RI di Australia

Upacara digelar di Kantor KJRI Melbourne di kawasan Queens Road.

Liputan6.com, Melbourne - Peringatan HUT ke-71 RI juga dirayakan di Australia. Upacara yang tak kalah meriah itu digelar di Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Melbourne. Dalam perayaan tersebut, terlihat pula warga lokal yang merupakan siswa-siswi sekolah dan para pemuda yang sedang belajar bahasa dan budaya Indonesia.

Upacara dalam rangka Hari Kemerdekaan RI ini digelar di Kantor KJRI Melbourne di kawasan Queens Road, Rabu pagi waktu setempat.

Udara dingin sekitar 10 derajat Celcius dan cuaca yang mendung berangin tidak mematahkan semangat para peserta upacara. Bahkan mereka sudah memasuki halaman depan KJRI sejak pukul 09.30 pagi waktu setempat.

Tahun ini, terlihat lebih banyak warga Australia yang datang ke upacara pengibaran bendera Merah Putih. Mereka pun hadir dalam balutan busana resmi, termasuk beberapa di antaranya memakai batik.

Salah satu peserta asing adalah Gabrielle Hannah Pearl Jack. Ia mengaku baru pertama kali datang ke upacara kemerdekaan di KJRI Melbourne.

"Saya senang sekali dengan upacara ini. Sepertinya Australia Day perlu melakukan hal yang sejenis ini," jelas Gabrielle Hannah Pearl Jack seperti dikutip dari Australia Plus, Rabu (17/8/2016). 

Gabrielle mengaku jika upacara yang digelar sangat rapi dan teratur. "Bagian yang paling saya sangat suka adalah lagu-lagu bahasa Indonesia."

Usai upacara, Gabrielle mendapatkan penghargaan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Canberra atas partisipasinya dalam lomba pidato bahasa Indonesia.

"Pidato (saya) tentang pentingnya belajar bahasa Indonesia, hal-hal positif dengan belajar (bahasa Indonesia)... seperti, bagi saya, bisa ketemu banyak orang, ...berjalan-jalan."

Peserta lain yang juga terlihat menggunakan batik bermotif tradisional dari Jawa Tengah adalah Sam Shlansky.

"Sangat hebat warga Indonesia dalam merayakan titik balik yang penting, dari yang dulu bagian dari negara lain menjadi negara sendiri," ujar Sam yang berasal dari Amerika Serikat.

Menurut Sam, Indonesia dan Australia memiliki persamaan sejarah, yakni hingga akhirnya memiliki identitas negara sendiri dan tidak lagi bagian dari negara lain.

Kebanyakan dari peserta upacara adalah siswa-siswi sekolah. Salah satu yang mengajak para murid adalah Christian College yang berbasis di Geelong.

"Supaya mereka bisa merayakan bersama-sama masyarakat dari konsulat jenderal Indonesia pada hari yang istimewa," kata Julienne Welsh, guru bahasa Indonesia di Christian College.

"Dan sebenarnya mereka pada semester ini mempelajari topik upacara dan perayaan di Indonesia, jadi sangat cocok mereka ikut dan atas undangan KJRI," imbuh Julienne.

Julienne mengaku upacara bendera sangat mengesankan, selain murid-muridnya bisa melihat langsung bagaimana Indonesia merayakan peringatan kemerdekaannya.

Bagi banyak murid-murid sekolah, penampilan para Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, atau Paskibraka KJRI Melbourne, adalah yang paling menarik. Ada 12 anggota Paskibra yang bertugas untuk mengibarkan bendera.

"Pengalaman yang luar biasa untuk bisa datang dan melihatnya," ujar Felicity, siswa dari Penleigh and Essendon Grammar School, atau PEGS.

"... sangat berbeda, sangat menarik melihat budaya yang berbeda."

Murid-murid dari PEGS datang ke kantor KJRI dengan pimpinan Tom Pratama, guru bahasa Indonesia di sekolah tersebut.

"Kami sudah mengikuti upacara sejak delapan tahun yang lalu. Alasannya agar mereka mengenal budaya Indonesia dan orang-orangnya bisa berkomunikasi," ujar Tom.

"Sebagian besar mungkin kurang mengerti, karena bahasa baku bahasa Indonesia sulit dimengerti."