Sukses

Siasat Baru Kampanye Donald Trump: Minta Maaf

Tak lazim melihat Donald Trump meminta maaf. Namun peristiwa itu benar-benar terjadi ketika ia berkampanye di North Carolina.

Liputan6.com, Washington, DC - Calon Presiden Amerika Serikat (AS) asal Partai Republik, Donald Trump, disebut memiliki siasat baru dalam berkampanye, yakni dengan melayangkan permintaan maaf.

"Kadang-kadang dalam perdebatan yang memanas dan perbincangan mengenai berbagai isu, Anda tidak memilih kata yang tepat atau mengatakan sesuatu yang salah," ujar Trump dalam kampanye di North Carolina, seperti dilansir The Guardian, Jumat (19/8/2016).

"Saya telah melakukan hal itu. Dan percaya atau tidak, saya menyesal. Saya benar-benar menyesal. Khususnya serangan secara pribadi," kata dia.

Penampilan taipan properti itu di North Carolina adalah yang pertama sejak ia menunjuk manajer kampanye baru, Kellyanne Conway, dan Stephen Bannon dari Breitbart News sebagai CEO.

Permintaan maaf yang dilayangkan Trump disebut sebagai pembalikan tajam dari pendekatan yang selama ini ia lakukan yakni, "tidak pernah menarik kembali omongan, tidak pernah menjelaskan, tidak pernah meminta maaf".

"Saya tidak suka menyesali apa pun. Anda mengatakan hal itu dan melakukannya. Dan apa yang saya katakan, adalah apa yang memang seharusnya saya katakan," tutur Trump dalam wawancara radio yang dipandu Don Imus pada Mei lalu.

Sejauh ini telah banyak hal-hal kontroversial yang dilakukan Trump dan berakhir tanpa ungkapan penyesalan. Salah satunya ketika ia mengobarkan perang kata-kata dengan orang tua dari Kapten Humayun Khan, seorang tentara Angkatan Darat AS yang tewas di Irak pada 2004 lalu.

Peristiwa itu pula yang disinyalir membuat dukungan terhadap Trump dalam sebuah jajak pendapat menurun secara dramatis. Dan pada Kamis, 18 Agustus waktu setempat, terdengarlah kata-kata tak lazim yang keluar dari mulut suami Melania itu.

Ia memang tidak secara gamblang menyebutkan kasus "serangan pribadi" terhadap siapa yang ia maksudkan.

"Terlalu banyak yang kita pertaruhkan untuk dikonsumsi oleh isu-isu ini. Seperti yang Anda ketahui, saya bukan politikus. Saya tidak pernah belajar bahasa secara mendalam dan secara politis, saya tidak pernah benar. Dibutuhkan banyak waktu untuk belajar, dan bisa membuatnya menjadi lebih sulit untuk meraih kemenangan," jelas miliarder itu.

Selain melontarkan permintaan maaf, ada hal yang juga tak lazim dilakukan Trump dalam kampanyenya kali ini. Sepanjang berpidato, ia sepenuhnya mengandalkan teleprompter di mana beberapa orang menilai ia tampak kaku.

Perubahan dalam kampanye Trump ini turut dikomentari kubu Demokrat.

"Donald Trump telah memulai kampanyenya dengan menghina orang. Kita belajar malam ini bahwa penulis pidatonya dan teleprompter tahu ia memiliki banyak kata maaf yang harus diucapkan," ujar tim kampanye Hillary.

"Namun permintaan maaf malam ini hanyalah sebuah kalimat yang ditulis dengan sangat baik hingga nantinya ia kembali mengatakan hal-hal ofensif, intimidatif dan komentar memecah belah yang pernah disesalinya," sebut pihak Demokrat.

Penggunaan teleprompter diyakini merupakan upaya dari manajer kampanyenya, Stephen Bannon, untuk mengambil alih seluruh kampanye melalui pendekatan yang sangat hati-hati. Hal ini juga disebut sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian kepada kelemahan Hillary selama berkampanye.

Taktik baru Trump ini pun disambut baik para pendukungnya. Meski ada pula yang mengaku "rindu" dengan kata-kata kontroversial yang memang melekat dengan diri miliarder itu.

"Saya pikir dia telah melakukan dengan sangat baik mengingat seluruh media melawan dirinya. Dia menderita kerugian 99 persen. Cukup baik melihat dia terus menerus diberitakan, tapi mereka tak henti mencaci makinya," ujar salah seorang pendukung Trump, Don Mcsheehan.

Pada 17 Agustus lalu, Trump dikabarkan merombak tim kampanye untuk kedua kalinya dalam bulan ini di mana ia mengangkat manajer dan CEO baru. Pergantian ini terjadi hanya 80 hari jelang pemilu pada November mendatang.