Liputan6.com, Jakarta - Kawasan Cikini ternyata menyimpan banyak bangunan bersejarah. Termasuk salah satunya kediaman milik Menteri Luar Negeri pertama Achmad Soebardjo.
Rumah tersebut, tak cuma kediaman biasa. Namun, pada zamannya bangunan itu menjadi kantor pertama Kementerian Luar Negeri.
Fakta tersebut diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat merayakan ulang tahun Kemlu ke-71 di rumah yang beralamat lengkap di Jalan Cikini Nomor 80, Jakarta Pusat.
"Selain rumah tinggal, kediaman ini juga kantor pertama Kemlu yang menjadi saksi hidup berdirinya Kemlu," kata Menlu Retno di Kediaman Ahmad Soebardjo, Cikini Jakarta Pusat, Jumat (19/8/2016).
Ketika itu, saat Kemlu pertama kali berdiri pada 19 Agustus 1945, kata Retno di ruang kerja pendahulunya, tugas yang diemban Achmad begitu berat.
"(Tugasnya) mencari atau memintakan pengakuan dari negara-negara lain atas kemerdekaan Indonesia," jelas Retno.
Tantangan Achmad Soebardjo tak sampai di situ saja. Di waktu tersebut, pria yang lahir di Karawang ini hanya memiliki 10 orang diplomat.
Menariknya, untuk menarik minat warga, Soebardjo sampai harus memasang iklan di harian Asia Raya.
"Soebardjo melakukan proses rekrutmen untuk mencari staf yang dapat membantu. Dalam satu hari dia mendapatkan 10 orang yang mau mendaftarkan diri sebagai staf," tuturnya.
Melihat perjuangan itu, Menlu mengaku sangat terharu. Bahkan, apa yang dilakukan Soebardjo telah menjadi inspirasi bagi Retno dalam melakukan tugas diplomatiknya.
"Semangat beliau menjadi inspirasi bagi para diplomat masa kini akan pentingnya diplomasi sebagai tiang penyangga Republik Indonesia," kata dia.
Komentar dari Menlu Retno soal napak tilas perjuangan Achmad Soebardjo yang jadi inspirasi, disambut haru oleh putri Sang Perintis, Laksmi.
Laksmi bahkan mengaku ingat betul bagaimana, ayahnya pertama kali bekerja sebagai Menlu.
"Saya dan keluarga menyaksikan bagaimana ayah kami langsung mengubah rumah ini menjadi kantor Kementerian Luar Negeri sehingga rumah kami dijaga para pemuda bersenjata bambu runcing," kata Laksmi.
Oleh sebab itu, ia mengharapkan apa yang sudah ditanam ayahnya bagi diplomasi Kemlu dapat dilanjutkan ke arah lebih baik lagi.
"Tantangan diplomasi sekarang tentu berbeda dan lebih dinamis daripada awal kemerdekaan dulu, tapi semoga semangat yang tertanam pada dinding-dinding rumah ini dapat menginspirasi para diplomat masa kini," ujar dia.
Ahmad Soebardjo dikenal sebagai salah tokoh penting diplomasi Indonesia. Bukan cuma Menlu pertama, jabatan penting ini sempat dia pegang dua kali.
Pertama di 1945, mulai Agustus hingga Desember. Lalu, dia kembali menjabat pada 1951-1952.
Tak hanya itu, dirinya adalah pendiri Pusat Pendidikan dan Pelatihan bagi diplomat Kemlu serta pernah ditunjuk jadi duta besar RI untuk Swiss pada 1961.
Menelusuri Rekam Jejak Diplomasi RI di Rumah Menlu Pertama
Menteri Achmad Soebardjo bahkan sampai memasang iklan untuk mencari diplomat. Perjuangannya sama sekali tak mudah.
Advertisement