Liputan6.com, Manila - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte mengancam negaranya akan keluar dari PBB. Pernyataan ini ditegaskan Duterte menyusul kritik tajam yang disampaikan organisasi internasional itu terkait dengan kebijakannya dalam perang melawan narkoba.
Duterte juga mengatakan jika Filipina hengkang dari PBB maka ia akan mengundang China dan sejumlah negara Afrika untuk mendirikan organisasi tandingan. Demikian seperti dilansir Reuters, Minggu (21/8/2016).
Baca Juga
Sejak menjabat sebagai presiden, Duterte yang juga mantan Wali Kota Davos itu menjalankan kebijakan kontroversial dalam rangka perang terhadap narkoba. Ia mengimbau warga Filipina untuk menembak mati bandar narkoba, bahkan hadiah disiapkan bagi siapa saja yang melakukannya.
Advertisement
Sekitar pekan lalu, dua ahli HAM PBB dilaporkan telah mendesak Manila untuk menghentikan eksekusi ekstra-yudisial dan pembunuhan yang meningkat pasca-pelantikan Duterte. Sejauh ini sekitar 900 tersangka penyelundup narkotika tewas sejak Mei lalu -- persis setelah Duterte berkuasa.
Pada Jumat 19 Agustus 2016 lalu, sosoknya juga sempat membantah bahwa polisi tidak dilibatkan dalam operasi memberantas narkoba. Ia mengundang para ahli PBB untuk menyelidiki langsung hal ini.
"Saya akan membuktikan kepada dunia bahwa kalian adalah ahli yang sangat bodoh," tegas Duterte dalam sebuah video konferensi pers yang di-posting di Facebook oleh GMA News.
Presiden yang memiliki nama panggilan Digong itu mengingatkan para ahli PBB untuk tidak hanya menghitung jumlah bandar narkoba yang tewas, namun juga kematian mereka yang terjerat barang haram itu.
Tak hanya menyerang PBB, ia juga turut menyindir Amerika Serikat (AS). Menurut dia, AS tidak dapat memenuhi mandat di PBB, namun malah 'mengkhawatirkan tulang penjahat yang menumpuk'.
"Saya tidak ingin menghina Anda. Namun mungkin kita hanya harus memisahkan diri dari PBB. Mengapa kita harus mendengarkan si bodoh ini?," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, ia malah balik mengkritisi PBB. Menyebut organisasi internasional itu tidak cukup baik dalam menangani kelaparan dan terorisme, serta tidak mampu melakukan apa-apa dalam kasus Irak dan Suriah.
"PBB, jika Anda bisa mengatakan satu keburukan tentang saya, maka saya bisa menyebutkan 10 tentang Anda. Anda tidak berguna. Karena jika Anda benar-benar menjalani mandat, Anda akan menghentikan semua perang dan pembunuhan (merujuk pada Irak dan Suriah)," tutur presiden ke-16 Filipina itu.
Ketika disinggung terkait dengan konsekuensi yang mungkin didapatnya atas pernyataannya ini, Duterte mengatakan, ia sama sekali tak peduli. Menurut dia, PBB harus bertindak sesuai protokol, yakni dengan mengirimkan seorang utusan untuk bertemu dengannya.
"Anda (PBB) hanya berkoar-koar dan memberikan pernyataan yang melawan sebuah negara," ucap Duterte.