Liputan6.com, Roma - Kurang lebih 4.300 petugas penyelamat dikerahkan untuk mencari korban akibat gempa berkekuatan 6,2 skala Richter (SR) yang melanda kawasan Italia tengah. Sejauh ini korban tewas telah mencapai 160 orang dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat.
Proses evakuasi korban gempa Italia pun berkejaran dengan waktu. Sebagian petugas bekerja dengan bantuan alat berat sementara sebagian lainnya menggunakan tangan telanjang.
Baca Juga
Seperti dilansir BBC, Kamis (25/8/2016), Menteri Kesehatan Italia, Beatrice Lorenzin mengatakan mayoritas korban adalah anak-anak termasuk di antaranya seorang balita berusia 18 bulan, Marisol Piermarini. Ibu dari bayi malang itu, Martina Turco tertolong nyawanya setelah diselamatkan dari reruntuhan di Desa Arquata del Tronto.
Advertisement
Entah bisa dikatakan beruntung atau tidak, namun faktanya Martina selamat dari dua kali musibah gempa yang melanda Italia. Yang pertama pada 6 April 2009 lalu, ketika itu lindu hebat berkekuatan 6,3 SR mengguncang L'Aquila dan menewaskan lebih dari 300 orang.
Martina lantas memutuskan pindah ke Ascoli tepatnya di wilayah Le Marche, namun nahas ia harus kehilangan bayinya ketika mereka tengah menikmati libur musim panas di Arquata del Tronto. Sang putri, Marisol diketahui tengah terlelap ketika gempa terjadi.
Saat ini Martina tengah mendapat perawatan di rumah sakit Ancona di Torrette. Menurut surat kabar Il Corriere, pasangan Martina, Massimiliano dirawat di rumah sakit Mazzoni di Ascli.
"Sayangnya, tak ada yang bisa kami lakukan untuk menyelamatkan bayi itu," ujar ayah Martina, Massimo Piermarini seperti dilansir ibtimes.
Lebih lanjut Massimo menjelaskan, ia adalah orang yang pertama tiba di vila musim panas yang ditinggali sang putri.
"Pada awalnya, keluargaku tidak mengizinkan aku ke sini karena situasinya masih belum stabil. Tapi aku katakan aku tidak peduli, aku harus pergi dan mencari mereka," imbuhnya.
Namun di sisi lain, pada Rabu 24 Agustus kemarin terdengar sorak-sorai di Desa Pescara del Tronto. Pasalnya, tim evakuasi berhasil menyelamatkan seorang anak perempuan setelah terperangkap di antara reruntuhan selama 17 jam.
Sejumlah desa dan kota kecil di kawasan Italia tengah seperti Umbria, Lazio, dan Le Marche disebut ikut terkena dampak dari gempa yang mulai dirasakan pada pukul 03.36 waktu setempat. Warga di sana menghabiskan waktu mereka berada di ruang-ruang terbuka atau di tenda-tenda yang disediakan.
Sementara di Amatrice yang dikenal kaya sejarah, tiga perempat kota telah hancur. Dan menurut Wali Kota, Sergio Pirozzi tak ada bangunan yang aman untuk ditinggali.
BBC melaporkan korban adalah mereka yang mengunjungi kota itu dalam rangka menghabiskan masa liburan. Sejumlah titik di Amatrice dikenal sebagai tempat penyelenggaraan festival untuk merayakan keunggulan komoditas lokal seperti amatriciana bacon dan saus tomat.
Institut Nasional Geofisika dan Vulkanologi Italia mengatakan, pihaknya mencatat terjadi lebih dari 200 gempa susulan pada Rabu 24 Agustus kemarin. Sejumlah kota yang diyakini menderita kerusakan paling parah adalah Accumoli, Amatrice, Posta dan Arquata del Tronto.