Liputan6.com, Roma - Pemerintah Italia menyatakan hari berkabung nasional dimulai pada Sabtu, 27 Agustus 2016 waktu setempat. Hari berkabung digelar guna menghormati hampir 300 orang yang meninggal dunia, ketika gempa bumi melanda bagian tengah negara tersebut.
Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi, dijadwalkan menghadiri upacara pemakaman kenegaraan bagi para korban gempa Italia di Arquata, salah satu kota yang terpapar gempa.
Baca Juga
Keadaan darurat diterapkan di daerah terdampak gempa Italia. Dana 50 juta euro atau sekitar Rp 743 miliar rencananya akan digelontorkan untuk pembangunan kembali wilayah tersebut.
Advertisement
Pihak berwenang mengatakan akan melanjutkan pencarian sampai mereka yakin tidak ada lagi korban yang tertimbun. Mayoritas korban adalah warga Italia. Namun ada beberapa orang asing, termasuk di antaranya tiga orang Inggris.
Dilansir dari BBC, Sabtu (27/8/2016), bendera setengah tiang akan dikibarkan di seantero negeri selagi rakyat Italia berbelasungkawa kepada para korban.
Sejauh ini jumlah korban meninggal dunia akibat gempa Italia mencapai 278 orang. Lebih dari 200 orang di antaranya meninggal di Kota Amatrice, sementara sisanya ada di Arquata, Accumoli, dan Pescara del Tronto.
Sebagian besar jenazah dikumpulkan di kamar mayat sementara di sebuah hanggar di Kota Rieti. Di sana, orang-orang berdatangan untuk mencari sanak famili mereka.
Selain korban meninggal dunia, gempa berkekuatan 6,2 SR yang melanda pada Rabu, 24 Agustus itu juga menyebabkan 388 orang cedera dan 2.000 lainnya menjadi tunawisma.
Hingga kini para regu penyelamat belum berhasil menemukan korban selamat di antara reruntuhan bangunan. Upaya mereka terhambat oleh ratusan gempa susulan, salah satunya yang berkekuatan 4,3 pada Skala Richter dan merusak jembatan di Amatrice.
"Mari berharap jembatan itu tidak rubuh atau kota akan terputus dari kedua arah," ucap Wali Kota Sergio Pirozzi.
Pemerintah Italia mendapat kritik keras karena gagal mencegah kematian banyak warganya, setelah gempa pada 2009 di L'Aquila yang merenggut 300 nyawa. Kota-kota bersejarah di sana juga tidak perlu menyesuaikan diri dengan peraturan bangunan anti-gempa, yang juga sering tidak diterapkan saat bangunan baru dibangun.
Selain akan menggelontorkan sejumlah dana, PM Renzi juga membatalkan pajak bagi warga dan mengumumkan sebuah inisiatif baru, "Italian Homes", untuk meredam kritik atas konstruksi bangunan yang jelek.
Pada kesempatan itu, PM Renzi juga mengatakan bahwa tak masuk akal berpikir bahwa Italia bisa membangun bangunan yang benar-benar tahan gempa.
Di bagian lain, pemakaman pertama salah satu korban gempa Italia dilakukan pada Jumat, 26 Agustus. Almarhum adalah putra seorang pejabat negara yang meninggal di Amatrice.