Liputan6.com, Davao City - Presiden kontroversial RodrigoDuterte baru-baru ini memerintahkan militer Filipina untuk memerangi Abu Sayyaf. Kelompok didirikan pada 1990-an dan baru-baru ini menyatakan kesetiaannya pada pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi. Mereka mengumpulkan uang dari penculikan dan uang tebusan para sandera.
Sejauh ini, pemerintah Filipina memiliki kebijakan untuk tidak membayar uang permintaan tebusan kepada Abu Sayyaf.
Tapi, tak sengaja Duterte mengatakan pemerintah membayar uang tebusan terhadap sandera Norwegia Kjartan Sekkingstad.
Advertisement
Dilansir dari IBTimes, Minggu (28/8/2016), ada kemungkinan Duterte selip lidah menyebut pemerintah membayar uang tebusan sebesar 50 juta peso atau sebesar Rp 14 miliar kepada Abu Sayyaf.
Insiden itu terucap saat Duterte tengah mengadakan konferensi pers di Davao pada Rabu lalu. Saat itu menjawab pertanyaan tentang pemenggalan sandera oleh Abu Sayyaf di Provinsi Sulu, beberapa waktu lalu.
"Kalau itu benar, saya mengecam Abu Sayyaf. Mereka sudah kami bayar 50 ribu peso, eh bukan, 50 juta peso," kata Duterte.
Duterte berpikir pertanyaan wartawan merujuk pada sandera Norwegia yang hingga kini belum dibebaskan Abu Sayyaf dari penyanderaan. Namun, maksud pertanyaan adalah merujuk pada Patrick James Amodovar.
Baru-baru ini, Abu Sayyaf menggegerkan dunia dengan aksi sadis mereka memenggal kepala seorang remaja berusia 18 tahun di Indanan, Provinsi Sulu pada Selasa 23 Agustus 2016 -- gara-gara mereka tak mendapatkan tebusan dari keluarga korban.
Korban, Patrick Almodovar diculik pada 16 Juli 2016 di luar rumah orangtuanya. Pemerintah telah berupaya melakukan negosiasi, namun sia-sia.
Duterte sadar bahwa ia baru saja membocorkan rahasia negara. Dengan segera, ia mengganti jawaban, "pokoknya hancurkan Abu Sayyaf. Titik."
Duterte juga enggan memberi pernyataan lebih jauh tentang pembayaran kepada Abu Sayyaf. Ketika ditanya dari mana uang berasal, ia menjawab, "mungkin dari bank saya."