Sukses

Kisah Sedih dan Tragis di Balik Foto Pasangan Manula

Setiap hari pasangan itu mengucapkan selamat tinggal yang menyedihkan...

Liputan6.com, British Columbia - Sebuah foto yang menjadi viral di dunia maya memperlihatkan pasangan manula berpegangan tangan dan menangis. Gambar mengharukan itu di-share puluhan ribu kali di Facebook.

Siapakah gerangan pasangan itu?

Mereka adalah Wolf dan Anita Gottshalk dari kota Surrey, British Columbia AS. Pasangan ini telah menikah selama 62 tahun. Tak pernah terpisah satu sama lain.

Pasangan itu juga kerap kali berlibur keliling dunia. Namun, seperti dilansir CNN, Minggu (28/8/2016), di usia senja dan harus membutuhkan perawatan kesehatan, mereka harus berpisah, tinggal di rumah jompo yang berbeda.

Selama 8 bulan, setiap hari, salah seorang sanak keluarga, biasanya sang cucu, Ashley Bartyik harus menyetir 40 menit agar pasangan itu bisa saling bertemu. Tiap kali berpisah, selalu ada tangisan.

"Ini adalah foto yang paling menyedihkan yang pernah aku ambil. Mereka adalah Omi dan Opi-ku, kakek nenekku. Mereka saling berpegangan tangan dan menangis," tulis Bartyik dalam Facebooknya.

"Momen perpisahan sungguh sangat memilukan bagi mereka," kata Bartyik.

Perempuan 29 tahun itu menjaga dan merawat pasangan Gottshalk. Ia memutuskan mem-posting foto rutinitas kakek dan neneknya dengan harapan menarik perhatian pemerintah lokal. Namun perhatian dunia yang justru ia dapatkan.

Gottshalk harus dirawat dan ditempatkan di fasilitas manula di Yale Road Center pada Januari lalu setelah gagal jantungnya makin parah. Sementara sang istri, Anita, harus tinggal di rumah, 40 menit jauhnya.

Karena kondisi sakitnya, sang kakek harus ditempatkan di fasilitas itu. Keluarga kini meminta komunitas kesehatan lokal Fraser untuk segera mempersatukan pasangan itu.

"Kami meminta keadilan bagi kakek nenek yang setelah 62 tahun bersama mereka berhak menghabiskan masa senjanya di gedung yang sama," tulis Bartyik.

Wolf Gottshalk yang berusia 83 tahun menderita dementia dan minggu lalu didiagnosis lymphoma. Kendati ingatan tentang istrinya belum hilang, Bartyik khawatir waktu akan semakin memperparah kondisi memori sang kakek.

"Waktu berdetak lebih cepat. Dan sangat menyedihkan bagi kami sekeluarga," ujar Bartyik.

Sementara itu, juru bicara komunitas Fraser mengatakan mereka akan berusaha sekeras mungkin menyatukan pasangan itu.