Sukses

37 Korban Gempa Italia Dimakamkan Massal di Amatrice

Tempat itu dipilih pada menit terakhir, setelah kerabat menolak rencana pemakaman korban gempa Italia di sebuah hanggar.

Liputan6.com, Amatrice - Sebuah pemakaman massal untuk 37 korban gempa Italia digelar di kota Amatrice. Wilayah yang paling parah terkena lindu.

Pemakaman dilakukan di sekeliling reruntuhan bangunan gempa di Amatrice, Italia tengah, Selasa, 30 Agustus 2016. Di antara 37 peti mati yang disiapkan, dua di antaranya diperuntukkan untuk anak-anak. PM Italia, Matteo Renzi dan Presiden Sergio Mattarella berada di antara pelayat.

Tempat itu dipilih pada menit terakhir, setelah kerabat menolak rencana pemakaman akan diselenggarakan di sebuah hanggar di Rieti, sekitar 40 mil (64 km) dari Amatrice.

Dari 292 korban meninggal dalam gempa Rabu 24 Agustus lalu, 242 di antaranya berasal dari Amatrice atau di sekitarnya, di Accumoli.

Misa pemakaman dimulai dengan menyebutkan nama-nama korban. Banyak keluarga yang terlihat begitu sedih selama upacara tersebut.

Dalam pidatonya, Uskup Rieti Domenico Pompili mendesak para pemimpin yang hadir untuk tidak membiarkan 'pertengkaran politik' menjadi penghambat yang menunda rekonstruksi bangunan pascagempa.

"Jika kita meninggalkan desa ini, kita akan membunuh mereka untuk kedua kalinya," kata Uskup Rieti.

Upacara pemakaman kenegaraan ini adalah yang kedua kali diadakan untuk korban gempa Italia. Sebelumnya dilaksanakan pada Sabtu 27 Agustus, untuk 50 jenazah di wilayah tetangga, Le Marche.

Mayoritas korban gempa adalah warga Italia, namun beberapa orang asing termasuk tiga warga Inggris berada di antara mereka yang tewas.

Perdana Menteri Rumania, Dasia Ciolos turut hadir dalam pemakaman tersebut untuk menghormati 11 warganya yang meninggal dalam gempa dahsyat Italia yang mengguncang Amatrice.

Sejauh ini tim evakuasi masih bekerja mencari puing-puing di kota itu. Sekitar 10 orang dalam pencarian meski diperkirakan sudah tewas.

Media Italia melaporkan, pemerintah berencana membangun hunian dari kayu dalam kurun waktu tiga bulan untuk 2.500 orang pengungsi pascagempa berkekuatan 6,2 skala Richter (SR).

Pihak berwenang berupaya agar para korban dalam kondisi aman dan memiliki tempat hangat sebelum musim dingin tiba di wilayah tengah pegunungan itu.

Pada hari Minggu 28 Agustus, PM Renzi membahas rencana rekonstruksi dengan Renzo Piano, salah satu arsitek paling terkenal Italia.

Media Italia melaporkan, pemerintah negara tersebut dikritik atas bangunan tak berstandar gempa di daerah yang berisiko tinggi mengalami bencana tersebut. Sebab beberapa bangunan yang runtuh dilaporkan baru saja direnovasi.