Liputan6.com, New York - Selasa, 11 September 2001 menjadi hari kelam bagi Amerika Serikat. Menara kembar World Trade Center (WTC) yang terletak di jantung kota New York runtuh setelah dihantam dua pesawat jet penumpang yang dibajak kelompok militan Al Qaeda.
Tak jauh dari lokasi tersebut, sebuah gedung 47 lantai bernama Tower Seven pun turut runtuh selang beberapa jam setelah peristiwa menara kembar berlangsung.
Pihak penyelidik menduga bahwa kebakaran yang terjadi di beberapa lantai lah yang menyebabkan runtuhnya Tower Seven.
Advertisement
Dalam sebuah laporan yang dirilis oleh The National Institute of Standards and Technology menyimpulkan, Tower Seven runtuh karena kebakaran.
Namun teori konspirasi berpendapat bahwa gedung tersebut sengaja diruntuhkan lewat penghancuran terkendali atau dikenal dengan controlled demolition. Berbeda dengan menara kembar WTC, Tower Seven tidak ditabrak pesawat.
Jika merujuk pada hasil penyelidikan maka Tower Seven adalah gedung pencakar langit pertama yang terbuat dari baja yang dapat runtuh karena kebakaran.
Ketua penyelidikan The National Institute of Standards and Technology, Dr Shyam Sunder, memberi keterangan pada program BBC "The Conspiracy Files" sebagai berikut:
"Saat ini hipotesis yang kami kerjakan menunjukkan bahwa kebakaran yang menyebar ke sejumlah lantai menjadi penyebab runtuhnya bangunan," ujar Sunder.
Namun apakah benar gedung pencakar langit yang terbuat dari baja dapat runtuh hanya karena kebakaran? Sejumlah orang pun mencoba membuktikan kebenarannya.
Penjelasan Para Ahli
Sekelompok arsitek, insinyur, dan ilmuwan mengatakan bahwa penjelasan yang diungkapkan oleh The National Institute of Standards and Technology tak masuk akal.
Arsitek dan insinyur yang tergabung dalam tim investigasi peristiwa, 9/11 Truth, berpendapat bahwa telah terjadi penghancuran terkendali.
Pendiri 9/11 Truth, Richard Gage, mengatakan bahwa runtuhnya Tower Seven merupakan contoh nyata dari penghancuran terkendali dengan menggunakan bahan peledak.
"Tower Seven merupakan bukti konkrit dari peristiwa 9/11. Seorang siswa kelas enam dapat melihat gedung ini jatuh pada kecepatan serupa terjun bebas, simetris, halus, dan itu bukan merupakan proses alami (seperti kebakaran)," jelas Gage seperti dikutip dari BBC, Rabu (31/8/2016).
"Bangunan yang jatuh karena proses alami tak mengalami hal seperti itu," tambahnya.
Berikut detik-detik runtuhnya Tower Seven pada peristiwa 9/11:
Teori Konspirasi
Pemicu Munculnya Teori Konspirasi
Terdapat beberapa fakta yang memicu munculnya teori konspirasi tentang penyebab runtuhnya Tower Seven.
Pertama, ribuan ton baja dari Tower Seven tak dapat ditemukan. Menurut The National Institute of Standards and Technology (NIST), puing-puing bangunan segera disisihkan dalam upaya penyelamatan korban sebelum penyelidikan dimulai.
Kedua, Tower Seven merupakan gedung yang digunakan oleh Secret Service AS, CIA, Departemen Pertahanan, dan Kantor Manajemen Darurat, yang akan mengkoordinasikan respons apapun jika terjadi bencana atau serangan teroris.
Ketiga, Runtuhnya Tower Seven tidak pernah dibahas dalam Laporan Komisi 9/11. Penyelidikan resmi pertama yang dilakukan oleh Federal Emergency Management Agency (FEMA) tak mampu menjelaskan penyebab runtuhnya gedung tersebut.
Keempat, pada Mei 2002 FEMA menyimpulkan bahwa runtuhnya bangunan disebabkan karena kebakaran hebat yang terjadi selama beberapa jam dan disulut oleh ribuan galon solar yang tersimpan di dalam bangunan.
Namun FEMA menyebut, penyebab runtuhnya bangunan akibat kebakaran memiliki kemungkinan rendah dan harus dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
Sementara itu, The National Institute of Standards and Technology (NIST) menghabiskan dua tahun untuk menyelidiki runtuhnya Tower Seven. Sejumlah pihak pun mengkritik NIST karena investigasi tersebut dianggap terlalu lama.
Namun ketua penyelidikan, Shyam Sunder, menolak kritikan tersebut dan memberikan alasannya.
"Kami sudah ada di sini selama kurang lebih dua tahun. Melakukan penyelidikan dengan kurun waktu tersebut bukanlah hal aneh. Itu sama seperti waktu yang dibutuhkan untuk menyelidiki kecelakaan pesawat," ujar Sunder.
Dengan tak adanya baja yang tersisa dari Tower Seven untuk dipelajari, tim penyidik membuat empat model komputer untuk membantu mempelajarinya. Mereka yakin bahwa pendekatan yang dilakukan dapat memberi jawaban.
"Ini masalah yang sangat kompleks. Hal ini membutuhkan tingkat ketepatan dalam pemodelan dan ketelitian dalam analisis yang belum pernah dilakukan sebelumnya," tuturnya.
Walaupun belum pernah ada gedung pencakar langit yang runtuh karena kebakaran, namun NIST berpendapat bahwa apa yang terjadi pada Tower Seven merupakan suatu hal yang unik.
Advertisement
Baja Meleleh di Tower Seven?
Melelehnya Baja di Tower Seven
NIST mengatakan bahwa Tower Seven memiliki desain tak bisa, karena dibangun di atas gardu listrik dan kereta bawah tanah.
Menurutnya, pemadam kebakaran tak dapat menjinakkan api di Tower Seven karena tak memiliki cukup air dan berfokus untuk menyelamatkan para korban.
Mereka pun berfokus pada sisi timur gedung di mana lantai panjang berada pada tekanan paling besar. Penyelidik memperkirakan, kebakaran yang terjadi pada waktu yang cukup lama dapat melemahkan dan mematahkan sambungan struktur baja.
Para peneliti mencurigai balok lantai tipis yang tak memiliki pelindung api dan hubungannya dengan kolom baja. Saat benda tersebut memanas, sambungannya menjadi lemah dan membuat balok melengkung dan jatuh.
Runtuhnya menara kembar memang terlihat tak menyebabkan kerusakan serius pada Tower Seven. Namun runtuhnya menara kembar bagian utara melemparkan puing-puing ke Tower Seven yang hanya berjarak 106 meter.
Tower Seven runtuh pada pukul 17:21 waktu setempat. Hingga saat ini sebagian besar foto-foto yang dilihat dari tiga sisi bangunan menunjukkan banyak kerusakan fisik yang jelas.
Foto yang menunjukkan sisi selatan gedung yang menghadap ke Menara Utara WTC memperlihatkan bahwa seluruh bagian telah rusak dan dibalut oleh asap.