Liputan6.com, New York - Selama lebih dari 14 bulan, Donald Trump berkoar-koar kalau ia akan membangun tembok yang besar dan cantik sepanjang perbatasan AS dan Meksiko. Tak hanya itu, ia juga meminta negara tetangga itu membayarnya.
Pernyataan itu adalah salah satu klaim kontroversial selama ia menjadi kandidat calon presiden. Idenya adalah meminta negara asing mendanai konstruksi tembok yang demi melindungi AS.
Namun, dalam kunjungannya bertemu dengan sang 'musuh bebuyutan', Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto pada Rabu 31 Agustus 2016, Trump mengaku topik dana tembok itu tak mengemuka selama pertemuan tersebut.
Advertisement
Trump mengatakan, pembayaran pembangunan tembok adalah masalah kecil. Padahal dana itu mencapai US$15 juta hingga US$25 juta. Demikian dilansir The Washington Post, Kamis (1/9/2016).
Namun, bertolak belakang dalam sesi pertanyaan, Trump mengatakan, "Kami berbicara tentang tembok, tapi kami tidak berbicara tentang pembayaran. Itu bisa dibicarakan nanti. Ini hanya pertemuan awal."
Kendati demikian, tidak dengan Pena Nieto. Melalui kicauan di akun Twitter miliknya, ditulikan bahwa ada perbicangan tentang tembok dan dana.
Tak jelas siapa yang berbicara jujur di antara dua pria itu. Padahal, Pena Nieto bisa saja mengoreksi Trump saat keduanya berada di sesi yang sama. Orang Nomor Satu Meksiko tentu segera mengoreksi apa kata pengusaha tajir tersebut karena ia memiliki reputasi kerap membuat kontradiksi dengan orang yang ia temui.
Bagi Trump, tembok perbatasan adalah hal mutlak jika ia kelak menjadi presiden AS.
Dikutip dari BBC, kandidat partai Republik itu juga akan menarik ucapannya yang akan mendeportasi sekitar 11 imigran ilegal di AS. Namun, saat kampanyenya di Phoenix, AS, sepulang dari Meksiko, ia kembali berkata sebaliknya.
Sepulang dari Meksiko, Donald Trump mengatakan, nasib para pendatang ilegal itu bukan masalah utama, dan mendeportasi 'penjahat alien' justru akan jadi prioritasnya kelak.
"Kami akan memperlakukan mereka yang legal di sini, dan seluruh penduduk AS dengan penuh kehormatan. Namun, barang siapa yang tinggal di Amerika Serikat dengan ilegal, mereka akan  saya usir. Itulah sejatinya hukum."