Sukses

Organ dan Otak Korban Kekejaman 'Dokter Sinting' Nazi Ditemukan

Bagian tubuh dan otok tersebut merupakan sisa sampel penelitian yang dilakukan oleh kelompok dokter Nazi di kamp Auschwitz.

Liputan6.com, Berlin - Bagian tubuh dan otak korban kekejaman eksperimen yang dilakukan oleh dokter Nazi, ditemukan di sebuah institusi penelitian terkenal Jerman.

Bagian tubuh manusia mengerikan itu ditemukan di dalam botol di Max Planck Psychiatric Institute, Munich, saat bangunan tersebut sedang direnovasi tahun 2015.

Penemuan itu termasuk penelitian yang dilakukan oleh seorang dokter sinting yang dijuluki 'Angel of Death', Josef Mengele.

Pada masa perang, seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (1/9/2016), institusi tersebut memang dikenal sebagai tempat penampungan tubuh manusia dari Josef Mengele, yang merupakan seorang dokter di kamp Auschwitz Nazi di Polandia.

Saat itu Mangele dikenal akan kekejaman dan kegilaannya karena melakukan eksperimen pada manusia, tanpa menggunakan obat bius.

Max Planck Institute juga mengklaim bahwa sampel yang dikirimkan oleh Mangele itu, pernah digunakan oleh peneliti otak, Julius Hallervorden. Ia melakukan penelitian selama dan sesudah pemerintahan yang dipimpin oleh Adolf Hitler.

Josef Mengele sang Angel of Death (Wikipedia)

Saat itu Hallervorden juga menjabat sebagai kepala departemen neuropatologi -- penyimpangan sistem saraf -- di institut yang pada 1938 dikenal sebagai Kaiser Wilhelm Institute.

Walaupun ditemukan tahun lalu, sisa kekejaman Nazi itu baru diungkap ke publik oleh media Israel minggu lalu. Menanggapi penemuan tersebut sebuah komite dibentuk untuk meneliti bagaimana korban tewas.

Para anggota komite penelitian pun mulai mengidentifikasi korban, berdasarkan sampel yang mereka dapat dari institut.

Setelah itu, mereka berencana untuk mengadakan pemakaman massal untuk para korban kekejaman dokter Nazi itu.

"Kami merasa malu dengan adanya penemuan ini. Sebuah arsip yang cacat. Kami akan mempublikasikan informasi selanjutnya dengan transparan," tulis pihak institut di dalam website resmi mereka.

Kamp Auschwitz Nazi, pengunjung menggunakan masker gas (wikipedia)

Sementara itu, Yad Vashem, sebuah museum Holocaust di Yerusalem, Israel, tidak pernah menyadari adanya sampel tersebut.

"Ini mengejutkan, walaupun tidak sepenuhnya. Kita tahu percobaan itu dilakukan dan tidak semua barang bukti dan bagian tubuh dilenyapkan dan dikuburkan," kata Profesor Dan Machman, Direktur International Centre for Holocaust Research di museum.

"Dua tahun lalu, tulang belulang korban percobaan ditemukan dalam tempat pembuangan sampah di Berlin. Tahun depan, kami berencana mengadakan konvensi untuk membahas masalah ini," ujar Machman.

Dia juga menambahkan bahwa temuan itu merupakan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah diketahui. Menambahkan daftar barang temuan yang tiba-tiba ditemukan setelah 70 tahun.

"Siapa pun yang berpikir bab ini sudah berakhir, mereka keliru. Sulit untuk diketahui apakah sampel ini termasuk ke dalam 'pembunuhan murah hati' -- yang merupakan dalih Nazi atas pembunuhan orang sakit untuk keperluan eksperimen -- atau berasal dari kelompok lain (minoritas)," kata Machman melanjutkan.

Dari 1940 hingga 1945, ribuan otak manusia yang merupakan korban pembunuhan massal pasien kejiwaan dan cacat mental, diperiksa secara ilmiah di Kaiser Wilhelm Institute for Brain Research (KWI) di Berlin.

"Peneliti di institut melakukan penelitian otak seperti yang dilakukan Julius Hallervorden (1882-1965), dan membuat diri mereka terlibat dalam kasus pembunuhan massal ilegal yang terorganisir dengan 'baik'," tulis lembaga penelitian itu dalam situs resmi mereka.

"Penelitian ini difokuskan untuk mengungkapkan jati diri korban, dan melakukan evaluasi ilmiah terhadap metode yang digunakan dalam pembunuhan. Bagian otak yang ditemukan akan dikuburkan selayaknya," tulis lembaga itu.

Video Terkini