Sukses

Misteri Penampakan 'Gaib' Wajah Iblis dan Malaikat Teror 9/11

Peristiwa teror pada 11 September 2001 atau 9/11 menyisakan banyak tanda tanya, termasuk sejumlah misteri.

Liputan6.com, New York - Meski 15 tahun telah berlalu, teror 11 September 2001 atau 9/11 yang terjadi di New York masih menyisakan 'horor' dan tanda tanya. Insiden runtuhnya menara kembar World Trade Center dan gedung WTC 7 yang ada di dekatnya, adalah salah satu peristiwa paling kelam dalam sejarah Amerika Serikat.

Sejumlah kontroversi terkait peristiwa yang dikenal dengan nama 9/11 itu pun mencuat, termasuk apa yang disebut orang-orang sebagai hal 'gaib': penampakan 'wajah iblis' dan citra malaikat.

Beberapa orang mengklaim melihat 'wajah iblis' tak lama setelah pesawat jet penumpang menabrak Menara Selatan WTC -- dari kepulan asap hitam yang menyeruak dari kebakaran bangunan itu. Penampakan tersebut juga tertangkap kamera.

Sejumlah pihak menyebut, foto yang menangkap 'penampakan' itu sama sekali tak diedit.

Dilansir dari Nymag.com, sebuah rekaman milik CNN yang diarsipkan di situs berbagi video menunjukkan dengan jelas 'wajah setan' melayang di lantai 70 Menara Selatan WTC.

Sejumlah orang pun mengaku, hal tersebut adalah representasi 'iblis', seperti yang selama ini dilukiskan oleh seniman selama Abad Pertengahan.

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan George W Bush pada malam setelah peristiwa itu terjadi dengan menyebut, "Hari ini bangsa kita melihat iblis" -- entah iblis dalam arti sebenarnya atau hanya sekedar kiasan.

Penampakan 'wajah iblis' yang terlihat sesaat setelah pesawat jet penumpang menabrak menara selatan WTC (Mark D Phillips)

Namun, apakah benar apa yang ditampilkan oleh foto dan video merupakan wajah iblis sesungguhnya?

Ternyata, ada penjelasan ilmiahnya.

Menanggapi hal tersebut seorang ahli dari Barrow Neurological Institute, Dr Stephen Macknik memberikan penjelasannya.

"Dalam kasus ini asap terlihat layaknya wajah karena asap memang dapat terlihat seperti itu," ujar Macknik.

"Alasan asap itu terlihat seperti wajah, karena otak kita diprogram untuk melihat wajah dalam banyak benda. Dan kita mencoba untuk menemukan bentuk wajah sepanjang waktu," tambahnya.

Dikutip dari cbs5az.com, Kamis (1/9/2016), penjelasan serupa juga diutarakan oleh Dr Susana Martinez-Conde dengan Barrow Neurological Institute.

"Ketika terdapat asap yang berasal dari kebakaran, biasanya akan berbentuk kerucut, di mana garis vertikal dan horizontal dapat diartikan sebagai mata, hidung dan mulut seperti wajah iblis pada asap 9/11," tutur Martinez-Conde.

Para ilmuwan menambahkan, penampakan semacam itu makin sering terlihat saat peristiwa yang membekas secara emosional terjadi, seperti 9/11.

2 dari 3 halaman

Malaikat 9/11

Penampakan Wajah Malaikat

Tak hanya wajah iblis saja yang terlihat saat peristiwa 11 September 2001. Sejumlah pekerja konstruksi mengaku melihat wajah pada permukaan instalasi baja dari puing menara kembar World Trade Centre (WTC) yang hancur lebur akibat teror.

Penampakan wajah itu terdapat pada instalasi 'Impact Steel', balok baja yang koyak, berkarat, dan terpelintir yang diambil dari titik di mana pesawat pertama-- American Airlines Penerbangan 11, ditabrakkan ke Menara Utara WTC. Tepatnya, di antara Lantai 93 sampai 99.

Wajah itu ditemukan pekerja konstruksi yang sedang memberi sentuhan akhir pada bangunan National September 11 Memorial and Museum yang didirikan untuk mengenang 2.997 korban tewas dalam serangan teror paling dahsyat dalam sejarah Amerika Serikat.

Namun tak semua pekerja dapat melihat penampakan yang dijuluki Angel of 9/11 -- Malaikat 9/11. Apakah wajah itu bisa terlihat atau tidak, tergantung pencahayaan dan dari sudut mana ia dilihat.

'Wajah Malaikat' pada instalasi 'Impact Steel' (Mary Altaffer)

Meski benar 'Impact Steel' adalah dampak tabrakan pesawat, namun diragukan bahwa Malaikat 9/11 juga disebabkan hal yang sama.

Seperti dilansir dari NBC, penampakan itu diduga kuat bukan hasil tabrakan pesawat, namun akibat faktor cuaca.

Menurut penjelasan ilmuwan material dari Carnegie Mellon University, P. Chris Pistorius, setelah serangan teror terjadi, garam, oksidasi, dan kelembaban di permukaan logam akan berpengaruh pada bagaimana balok baja itu berkarat.

"Korosi atmosferik sangat sensitif terhadap iklim mikro," kata dia kepada NBC News. "Sebenarnya, sulit bagi permukaan seperti itu untuk berkarat secara seragam. Lebih mungkin untuk membentuk pola."

Hal senada disampaikan ahli dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Thomas Eagar.

"Jika lapisan baja bertumpuk satu sama lain, seperti yang tampaknya telah terjadi dengan puing 9/11. Kelembaban bisa terjadi di sejumlah area dan meninggalkan segala macam pola yang berbeda," jelas Eagar.

3 dari 3 halaman

Penampakan Wajah dan Pareidolia

Hubungan Pareidolia dengan Penampakan Wajah

Pikiran manusia juga berperan dalam menemukan 'wajah iblis' pada asap dan 'wajah malaikat' di baja bengkok yang berkarat. Sebuah fenomena yang dikenal sebagai pareidolia menjelaskan mengapa manusia melihat tampilan wajah dalam benda mati.

Pareidolia merupakan fenomena psikologis yang cenderung mengenali bentuk akrab dalam gambar acak atau samar.

Hal yang sama menjelaskan, mengapa kita mungkin akan melihat wajah-wajah mirip manusia di tempat tak biasa, seperti di Bulan, permukaan Mars, tembok, bahkan roti panggang. 

Penampakan 'wajah' Barack Obama di permukaan Mars (Daily Mail)

Setelah melihat foto Malaikat 9/11, seorang ilmuwan syaraf dari MIT, Pawan Sinha yang memiliki spesialisasi dalam visual recognition atau pengenalan visual, sepakat bahwa wajah malaikat merupakan contoh menarik dari pareidolia.

"Walaupun tak diberikan petunjuk di mana lokasinya, aku bisa melihat wajah," ujar Sinha kepada NBC News.

"Jika orang berpikir bahwa ini merupakan sebuah patung, hampir seolah-olah pematung telah memasukkannya (wajah) ke dalam struktur tiga dimensi ini," imbuhnya.

Michael Shermer yang menulis "The Believing Brain: From Ghosts and Gods to Politics and Conspiracies", terkait Malaikat 9/11 , mengatakan bahwa bentuk yang bisa terlihat seperti dua mata dan mulut akan merangsang area otak yang berfungsi untuk mengenali wajah.