Liputan6.com, Thaskent - Uzbekistan memulai masa perkabungannya. Negara pecahan Uni Soviet ini akan menjalani waktu duka terkait meninggalnya Presiden Islam Karimov selama tiga hari depan.
Meninggalnya Karimov yang diakibatkan stroke, ditangisi oleh ribuan orang rakyatnya. Mereka berbondong-bondong memenuhi jalanan Ibukota Tashkent untuk melihat rombongan peti jenazah Karimov melewati wilayah tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Karimov rencananya memang tidak dikebumikan di Thaskent. Presiden yang memerintah selama 27 tahun tersebut akan dimakamkan di kampung halamannya di Samarkand sekitar 300 kilometer, barat daya Ibukota Uzbekistan, hari ini.
Menunjukan rasa dukanya, beberapa warga Uzbekistan menaruh bunga di sepanjang jalan yang dilewati rombongan jenazah Karimov di Thaskent.
Pemerintah Uzbekistan menyatakan saat peti jenazah sampai di Samarkand, Karimov tidak akan langsung dimakamkan. Masyarakat di kota itu, diizinkan untuk memberikan penghomatan terakhir di depan peti jenazah yang akan ditampilkan sesaat di pusat kota Samarkand. Demikian dilansir dari The Guardian, Sabtu (3/9/2016).
Acara penguburan Karimov rencananya juga dihadiri beberapa pemimpin negara eks Uni Soviet. Di antaranya, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev, Presiden Tajikistan Emomali Rakhmon dan Presiden Turkmenistan Gurbanguly Berdymukhamedov, PM Kyrgystan Sooronbay Jeenbekov, PM Kazakhstan Karim Massimov dan PM Belarusia Andrei Kobyakov.
Karimov (78) telah berkuasa sejak 1989. Sebelum meninggal, ia sempat dilarikan ke rumah sakit pada akhir Agustus lalu akibat mengalami pendarahan otak.
Presiden Karimov diketahui terakhir kali muncul di hadapan publik pada 17 Agustus lalu. Ia dijadwalkan kembali akan tampil pada 1 September dalam rangka menandai peringatan 25 tahun kemerdekaan Uzbekistan dari Uni Soviet, namun tanpa penjelasan peristiwa itu batal digelar.
Â