Liputan6.com, Jakarta - Putri Diana sudah lama ingin bertemu dengan Bunda Teresa. Namun, agenda pertemuan keduanya yang diagendakan di Kalkuta atau Kolkata batal. Sang pendiri Misionaris Cinta Kasih itu sedang tak sehat.
Pertemuan dua perempuan paling berpengaruh pada eranya itu akhirnya terlaksana pada Februari 1992. Princess of Wales terbang ke Roma demi bisa bertemu dengan perempuan asal Albania itu. Sejak itu, persahabatan pun tumbuh di hati keduanya.
Lima tahun kemudian, pada 18 Juni 1997, Diana dan Bunda Teresa kembali bersua di jalanan Bronx, New York, Amerika Serikat.
Kala itu sang biarawati berada di kota berjuluk Big Apple itu untuk memberikan pendampingan spiritual ke orang-orang miskin dan terpinggirkan. Sementara, Diana di AS dalam rangka penggalangan dana misi Palang Merah untuk korban ranjau darat.
Mantan istri Pangeran Charles itu lalu terbang ke New York, setelah bertemu dengan Hillary Clinton di Gedung Putih.
Pertemuan keduanya berlangsung hangat. Diana dan Bunda Teresa bergandengan tangan, menyusuri jalanan Bronx.
Mereka saling berpelukan, berbagi ciuman kasih, dan berdoa bersama dalam kunjungan yang berlangsung singkat, hanya 40 menit.
Seperti dimuat Independent, kepada Bunda Teresa yang kala itu berusia 86 tahun, Diana bercerita tentang dua putra kesayangannya -- Pangeran Harry yang berusia 12 tahun dan William yang akan berulang tahun ke-15.
Keduanya juga membahas tentang kegiatan amal, khususnya terkait kemiskinan di Negara Dunia Ketiga.
Tak disangka, itu adalah pertemuan terakhir Diana dengan Bunda Teresa.
Tak lama kemudian, Princess of Wales meninggal dunia dalam insiden kecelakaan di Prancis pada 31 Agustus 1997. Kekasihnya, Dodi Al Fayed dan sopir mereka, Henry Paul ikut tewas bersamanya.
Advertisement
"Dia sangat perhatian pada masyarakat miskin. Dia sangat ingin melakukan sesuatu untuk mereka. Itulah sebabnya dia dekat dengan saya," kata Bunda Teresa terkait mendiang Diana.
Lima hari kemudian, pada 5 September 1997, Bunda Teresa berpulang.
"Aku tak bisa bernapas," itu kata terakhir yang terucap dari bibir perempuan mulia itu, sebelum rebah ke tempat tidur, seperti dikutip dari New York Daily News.
Bunda Teresa wafat pada pukul 21.30, dikelilingi para biarawati, di kota paling miskin di India, Kolkata, di mana ia mengabdikan diri dan hidupnya.
Kepergiannya terjadi di tengah duka dunia atas kepergian Putri Diana.
"Dunia kembali kehilangan salah satu sosok paling berpengaruh," kata Presiden AS, Bill Clinton kala itu.
Meski telah lama berpulang, kata-kata perempuan bernama asli Agnes Gonxha Bojaxhiu itu terus bergema.Â
"Orang miskin harus tahu bahwa kita mencintai mereka," kalimat itu yang kerap diucapkan Bunda Teresa, sosok yang dianggap 'malaikat hidup' oleh banyak orang.
Dan kini, 19 tahun sesudah kepergiannya, Bunda Teresa akan dikanonisasi sebagai Santa -- orang kudus.