Sukses

Pria Ini Tak Sadar Ada Patahan Sumpit Menancap di Otaknya

Untunglah, pasien yang berasal dari kota kecil di Arizona tersebut hampir pulih seluruhnya setahun setelah pembedahan.

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria mendatangi rumah sakit karena ada pembengkakan dan luka kecil di bawah matanya. Ternyata itu bukan luka biasa.

Setelah pemeriksaan dan pengambilan gambar sinar-X, ternyata ada sebatang sumpit menusuk ke dalam otaknya setelah ia terlibat cekcok dengan saudara lelakinya, demikian dilaporkan The Sun.

Dikutip dari news.com.au pada Senin (5/9/2016), para dokter terkejut telah menemukan sebatang sumpit bambu sepanjang 9 cm yang menembus dari kantung mata dan masuk hingga ke otak.

Pria berusia 23 tahun yang tidak disebutkan namanya itu baru saja mengunjungi sebuah restoran China di negara bagian Arizona, AS.

Di sana, ia meringkus saudara lelakinya dari belakang, tapi mendapat tonjokan pada bahu kanannya.

Mengejutkan, ia tetap sadar dan tidak menunjukkan lembam apapun kecuali pembengkakan mata kanannya ketika ia kemudian datang ke ruang gawat darurat 12 jam sesudah kejadian.

Ketika para dokter memeriksanya, pasien itu ternyata tidak bisa menggerakkan mata kanannya secara benar. Pemeriksaan sinar-X mengungkapkan adanya patahan sebatang sumpit tersebut.

Para ahli bedah kemudian berhasil menarik keluar sisa sumpit itu secara utuh di Dignity Health's St. Joseph’s Hospital and Medical Centre di Phoenix, Arizona.

Untunglah, pasien yang berasal dari kota kecil di Arizona tersebut hampir pulih seluruhnya setahun setelah pembedahan. (Sumber The Sun via news.com.au)

Setelah pembedahan, pasien itu merasa sedikit lunglai pada bagian kiri tubuhnya.

Dr. Mark Pruel, direktur Neurosurgery Research Laboratory, Barrow Neurological Institute sekaligus ahli bedah yang merawat pasien tersebut mengatakan bahwa pasien itu beruntung masih hidup.

"Benda itu mengarah dan masuk ke batang otak pasien, menuju cerebellum pusat," kata Pruel. 

"Itu adalah bagian-bagian ringkih pada otak yang mengatur fungsi-fungsi otomatis tubuh. Cedera penetrasi pada otak itu cukup serius," tambah dokter bedah tersebut.

Untunglah, imbuh ahli bedah tersebut, pasien yang berasal dari kota kecil di Arizona tersebut hampir pulih seluruhnya setahun setelah pembedahan. Menurutnya, operasi tersebut tidak terlalu rumit jika dibandingkan dengan bedah otak biasa 

"Komplikasinya justru pada perencanaan potensi masalah dan secara perlahan mengarahkan sumpitnya ke luar supaya tidak menggesek struktur lain atau memperlebar jalur keluarnya ketika sedang ditarik," lanjut Pruel. 

Menurut dokter itu, pasien mengalami pengurangan kemampuan penglihatan dan lunglai pada bagian kiri tubuhnya, tapi setelah 1 tahun, hanya tersisa sedikit lunglai pada bagian kiri tubuh.

"Kebanyakan pasien seperti itu mengalami masalah nyata pergerakan mata bersama dengan kehilangan penglihatan dan lunglai pada satu sisi tubuhnya," tutupnya.Â