Liputan6.com, Ithaca - Pada awal bulan ini, dunia dikejutkan dengan prestasi Diki Suryaatmaja, seorang remaja Indonesia berusia 12 tahun yang menjadi mahasiswa termuda Jurusan Fisika di University of Waterloo (UW), Ontario, Kanada.
Ternyata, seorang remaja berusia 12 tahun dari negara bagian Texas juga meraih prestasi yang serupa. Jeremy Shuler diterima kuliah di Cornell University, salah satu universitas papan atas paling bergengsi di Amerika Serikat.
Remaja itu adalah putra dari orangtua yang sama-sama insinyur dirgantara yang bertempat tinggal di Lubbock, negara bagian Texas.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari Ithaca Journal pada Senin (5/9/2016), ia akan memulai kuliah teknik, sama dengan bidang yang diambil ayahnya, seorang karyawan perusahaan raksasa Lockheed Martin Corporation, sekaligus juga seorang lulusan Cornell University pada tahun 1980-an.
Menurut Corey Ryan Earle, sejarawan Cornell Unversity, jika selesai tepat waktu, maka Jeremy akan lulus pada usia 16 tahun dan menjadi satu-satunya orang berusia tersebut yang meraih gelar sarjana di universitas itu.
Ia memang bukan mahasiswa termuda. Michael Kearney, lulus dari University of South Alabama pada usia 10 tahun. Lalu, Ronan Farrow mulai kuliah pada usia 11 tahun di Bard College. Sedangkan Alia Sabur, pengacara lulusan Stony Brook, mulai kuliah pada usia 10 tahun.
Namun demikian, jika lulus tepat waktu, Jeremy Shuler akan menjadi lulusan termuda di Cornell University. Sementara itu, sudah ada sejumlah lulusan lain Cornell University yang berusia 18 tahun.
Harrey, ibu remaja tersebut, memiliki gelar doktor teknik dirgantara dari University of Texas-Austin. Ia menyekolahkan anaknya di rumah dan membantu dalam pelajarannya.
Sebelum berusia 11 tahun, Jeremy sudah menyelesaikan seluruh mata pelajaran sekolah menengah dan masuk ke Texas Tech University Independent School District.
Sekolah tersebut memperbolehkan para siswa dari TK hingga kelas 12 untuk menyelesaikan sekolah menurut ritme masing-masing.
Kecerdasan Jeremy sudah nampak sejak kecil. Pada usia 10 tahun, ia berada di atas 99,6 persen siswa yang layak kuliah dan menguasai 7 mata kuliah penempatan awal (Advanced Placement, AP).
Dengan demikian ia telah meraih kredit mata kuliah universitas dalam bidang kalkulus, kimia, mekanika, listrik dan magnetisme, statistik, mikroekonomi dan makroekonomi.
Dekan Cornell Engineering, Lance Collins, mengatakan bahwa masuknya Jeremy merupakan hal yang menarik, apalagi karena kematangannya yang dipandang cocok di universitas tersebut.
"Walaupun sangat tidak biasa, kami merasa bahwa, dengan dorongan kuat dari orangtuanya --yang akan pindah ke sini untuk memberikan tempat tinggal dan belajar baginya--dan bakatnya yang luar biasa serta dahaganya akan pengetahuan, ia akan mampu menjalani sebagai mahasiswa teknik dan mendapat segala manfaat yang tersedia di Cornell University."
Jeremy berencana mengambil jurusan terapan dan teknik fisika, dengan tambahan dalam matematika. Ia akan mengambil mata kuliah kalkulus variabel jamak, dan fisika untuk mekanika dan relativitas spasial.
Pada akhirnya, ia berharap menjalani karier dalam bidang akademik.