Liputan6.com, Jakarta Paket senilai US$ 90 juta atau Rp 1,1 triliun untuk 3 tahun digelontorkan oleh Presiden AS, Barack Obama. Bantuan itu digunakan untuk menghapus dosa perang di masa lalu.
Dosa itu berupa sisa 8 juta bom yang ditanam di Laos saat Perang Vietnam terjadi. Total bom selama tahun 1964 hingga 1973 mencapai 2 juta ton.
Baca Juga
Pengumuman itu diucapkan Barack Obama di sela-sela pertemuan KTT ASEAN di Vientiane, Laos.
Advertisement
"Seluruh desa dan seluruh bukit hancur lebur selama AS membombardir wilayah itu," kata Obama seperti dilansir CNN, Selasa (6/9/2016).
"Dataran kuno hilang. Kematian warga tak terhitung. Konflik itu adalah pengingat apapun penyebabnya...adalah betapa perang begitu menghancurkan, terutama mereka yang tak bersalah, mau pria, perempuan, apalagi anak-anak," lanjut Obama.
Obama melakukan kunjungan 3 hari di Laos. Ia adalah presiden AS pertama yang mengunjungi negara itu.
Dana yang digelontorkan Obama rencananya akan mencari sekitar 80 juta bom klaster yang tak meledak yang pernah AS tanam selama Perang Vietnam 40 tahun lalu.
"Sisa-sisa perang masih merenggut nyawa warga Laos. Banyak bom yang dijatuhkan tidak meledak. Banyak bom yang sengaja ditanam. Bertahun-tahun penduduk Laos tewas ataupun terluka," tambah Obama.
"Yang terluka kehilangan tangan, lengan. Oleh sebab itu, ini langkah kami untuk mencari dan memusnahkan bom," ujar Obama.
Langkah AS ini dihargai oleh Presiden Laos Bounnhang Vorachit. Tiap tahun sekitar 50 warganya tewas atau luka terkena bom itu.
Sebagai balasan dari proyek ini, pemerintah Laos meningkatkan usahanya mencari prajurit AS yang hilang dalam perang itu.