Sukses

Tulang Belulang Mengakhiri Pencarian Anak Hilang 27 Tahun Lalu

Setelah 27 tahun menghilang, jasad Jacob Wetterling ditemukan sudah menjadi tulang-belulang.

Liputan6.com, Jakarta Sore hari menjelang maghrib pada musim gugur tahun 1989, 3 anak laki-laki bersepeda dengan gembira di kawasan pinggiran Minnesota, St. James. Mereka adalah Jacob Wetterling dan saudaranya Trevor serta teman mereka, Aaron Larson. Mereka tak sabar akan menonton film yang baru disewa.

Di sebuah tikungan, sebuah mobil menghentikan mereka. Seorang pria dengan penutup muka mengacungkan senjata kepada 3 bocah itu. Ia mengusir Trevor dan Aaron, menarik Jacob membawanya ke mobil.

Semenjak saat itu, nasib Jacob tidak diketahui. Ia menjadi salah satu daftar anak hilang di Amerika Serikat. Polisi menyimpan file-nya sebagai 'cold case' atau kasus tak terpecahkan.

Namun, 27 tahun kemudian, semua terungkap. Seorang pria yang sempat dicurigai polisi dan FBI, Danny Heinrich terbukti adalah pelaku penculikan. Ia si pria bertopeng.

Pada akhir Agustus 2016, ia mengaku kepada polisi di mana jasad bocah yang kala itu berusia 11 tahun ia kuburkan.

Tim penyidik menemukan sisa tulang belulang, jaket merah dan kaos bertuliskan 'Wetterling'

Orangtua Jacob, Patty Wetterling yang menjadi aktivis pencarian anak hilang semenjak Jacob diculik, mengatakan kepada media, "Bagi kami Jacob 'masih hidup' hingga ia ditemukan," demikian dikutip dari Star Tribune, Rabu (7/9/2016).

Namun, yang paling menggemparkan adalah pengakuan Heinrich.

Ditanya dalam persidangan federal apakah ia menculik, melakukan pelecehan seksual, dan membunuh Jacob, Heinrich menjawab, "Iya, saya melakukannya."

Pelaku Danny Heinrich (Reuters)

Ia mengaku pada 22 Oktober 1989, Heinrich menculik Jacob yang menggunakan topeng, mengancam 3 anak termasuk Jacob dengan pistolnya.

"Saat saya membawanya ke mobil di bawah todongan senjata, Jacob mengatakan, 'Aku salah apa?'," ujar Heinrich di depan hakim dan jaksa federal, seperti dilansir dari News.com.au. 

Heinrich lalu memborgol tangan anak malang itu di kursi depan. Heinrich mengaku ia memiliki radio polisi dan sempat mendengar pihak keamanan mencari Jacob. Dengan kekerasan, ia memaksa bocah itu untuk merunduk.

Lantas, Heinrich menyetir mobilnya, membawa Jacob ke tempat pembuangan sampah di mana pria pengangguran itu melucuti pakaian bocah dan memperkosanya.

"Anak itu lalu bilang, 'aku kedinginan'," lanjut Heinrich.

Heinrich lantas meminta Jacob memakai bajunya. Bocah malang itu meminta Heinrich apakah ia boleh pulang.

Jacob mulai menangis ketika Heinrich bilang ia tak bisa membawanya pulang.

"Saya panik. Saya tarik revolver dari kantong saya dan saya isi dengan 2 peluru. Saya minta Jacob untuk membalikkan badan."

"Saya bilang padanya saya mau ke kamar mandi. Namun, tangan ini mengarah ke kepala Jacob. Saya memalingkan muka dan meletuskan senjata satu kali. Dan kemudian kali kedua melesat."

"Saya berpaling melihatnya masih berdiri. Saya ambil peluru dan menembaknya sekali lagi... hingga ia ambruk," ujar Heinrich.

Heinrich sempat kabur, namun ia kembali untuk mengubur jasad Jacob yang malang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Petunjuk Kunci

Heinrich sudah lama berada di bawah pengawasan polisi. Mereka pertama kali menanyainya tak lama setelah penculikan Jacob, tetapi ia berkeras dirinya tak bersalah. Aparat tidak pernah memiliki cukup bukti untuk mendakwanya.

Pihak polisi kembali menanyai Heinrich, jelang peringatan 25 tahun hilangnya Jacob.

Sebagai bagian dari upaya itu, penyelidik meneliti kembali kekerasan seksual yang dialami Jared Scheierl asal Cold Spring yang berusia 12 tahun. Tragedi yang menimpa bocah malang itu terjadi sembilan bulan sebelum hilangnya Jacob. Penyidik telah lama menduga dua kasus itu saling terhubung.

Menggunakan teknologi yang tak tersedia di tahun 1989, penyidik menemukan DNA Heinrich di sweater Scheierl dan menggunakan itu sebagai bukti penangkapan Heinrich.

Di rumahnya, polisi menemukan sejumlah koleksi foto dan film berisi pornografi anak.

Scheierl dengan berani buka suara bahwa ia korban kekerasan seksual Heinrich. Berkatnya, polisi dapat menemukan bukti bahwa ia Heinrich adalah pelaku penculikan, penyerang dan pembunuhan Jacob.

Hilangnya Jacob di kawasan terpencil Minnesota jelas menjadi pukulan bagi komunitas itu. Hal itu mengubah cara asuh anak-anak mereka. Semenjak hilangnya Jacob, tak ada orangtua yang memperbolehkan anak-anak berkeliaran.

Jerry dan Patty Wetterling, orangtua Jacob (Star Tribune)

Di St James, selama bertahun-tahun, foto-foto Jacob terpasang di berbagai sudut.

Patty, sang ibu berharap anaknya kembali. Ia menjadi aktivis nasional untuk anak hilang, dan bersama sang suami, Jerry Wetterling, mereka membangun Jacob Wetterling Resource Centre, pusat pencegahan penculikan dan eksploitasi anak.

Tahun 1994, kongres AS mengesahkan undang-undang Wetterling yang meminta negara menghukum seberat-beratnya pelaku kejahatan seks terhadap anak. Kematian Jacob Wetterling tak sia-sia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.