Liputan6.com, Vientiane - Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama dikabarkan tidak berjabat tangan dengan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte dalam KTT ASEAN yang berlangsung di Laos.
Peristiwa ini menggambarkan ketegangan yang terjadi di antara keduanya setelah Duterte melontarkan hinaan kepada Obama.
Sebelumnya, dua kepala negara itu dijadwalkan bertemu di sela-sela KTT ASEAN. Namun pihak AS membatalkan pertemuan tersebut setelah presiden Filipina menyebut kata-kata tak pantas terhadap Obama.
Advertisement
Kabar terkait 'jabat tangan' itu dikonfirmasi oleh sumber yang hadir dalam KTT ASEAN. Demikian seperti dilansir media Filipina Abs-cbn, Jumat (9/9/2016).
Para delegasi yang hadir di KTT ASEAN disebut terkejut dengan sikap Duterte. Ia menyingkirkan pidato yang telah dipersiapkan dan justru berbicara tentang pelanggaran HAM yang terjadi selama perang Filipina - AS.
Duterte bahkan memuat sejumlah gambar yang menyajikan kekejaman perang dalam presentasinya.
Menurut tiga diplomat yang hadir di ruangan pertemuan, sosok kontroversial itu mengkritik tentang pembunuhan oleh militer AS ketika negaranya berada dalam jajahan Negeri Paman Sam pada 1898 - 1946.
Sumber yang sama juga mengatakan, Presiden Obama berkeliling ruangan dan menjabat tangan setiap pemimpin negara yang ia temui. Namun Obama 'melewatkan' Duterte.
Menteri Luar Negeri Filipina, Perfecto Yasay Jr pun menanggapi peristiwa ini. Menurutnya, Obama ketika itu tidak memiliki waktu untuk bersalaman dengan Duterte karena presiden AS harus segera meninggalkan konferensi untuk melakukan pertemuan bilateral dengan delegasi Rusia.
Pemberitaan yang beredar tidak menjelaskan secara rinci kapan tepatnya 'insiden' jabat tangan ini terjadi.
Terkait dengan pidato Duterte, Yasay mengatakan bahwa presiden Filipina itu sebenarnya telah menyiapkan pidato untuk KTT ASEAN. Namun tiba-tiba, Duterte memutuskan untuk membuat presentasi tentang pelanggaran HAM.
Ia bahkan mengatakan presentasi tersebut akan diserahkan sebagai catatan KTT ASEAN. Namun Yasay menolak mengonfirmasi atau menyangkal jika gambar-gambar yang menyajikan kekejaman dalam presentasi tersebut juga dipersiapkan.
Yasay menambahkan, Obama hanya duduk diam dan mendengarkan dengan seksama presentasi Duterte tersebut. Debut Duterte di panggung internasional diakui Menlu Filipina itu brilian dan luar biasa.
Duterte dinilainya memberikan posisi yang cukup jelas terhadap beberapa isu, terutama perang terhadap narkoba dan kriminalitas. Menurut Yasay, baik delegasi Jepang, China, mau pun Singapura terkesan dengan presentasi Duterte.
Meski sempat dibatalkan, namun Obama diketahui melakukan pertemuan singkat dengan Duterte. Peristiwa itu terjadi di sebelum jamuan makan malam.
Pertemuan tersebut dikonfirmasi oleh juru bicara kementerian luar negeri Filipina dan Gedung Putih. Namun tak dijelaskan apa yang diperbincangkan keduanya.
Saat ini Presiden Duterte tengah melakukan kunjungan kenegaraan di Indonesia. Ia dijadwalkan akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta.