Liputan6.com, Istanbul - Pada 10 September 1509 terjadi sebuah gempa bumi dahsyat yang meluluhlantakkan kota di timur Mediterania, Konstantinopel atau yang kini lebih dikenal dengan Istanbul, Turki.
Baca Juga
Advertisement
Seperti yang dikutip Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (9/9/2016), lindu yang terjadi sekitar pukul 22.00 waktu setempat itu terjadi tepatnya di Laut Marmara, di kedalaman dangkal, dan menyebabkan terjadinya gelombang besar.
Gempa yang terkenal dengan sebutan 'The Lesser Judgement Day' itu berkekuatan sebesar 7,2 skala Richter. Lindu itu membuat ribuan rumah, 109 masjid, dan bangunan lainnya yang berada di kota itu rata dengan tanah.
Sebagian besar wilayah kota yang berada di pesisir pantai bahkan terhisap ke dalam tanah. Rumah-rumah 'dilahap' habis saat lindu itu membuat tanah terbelah dua.
Ketika guncangan pertama terjadi, air laut langsung menyusut dengan seketika. Tak lama kemudian gelombang besar yang dikenal dengan sebutan tsunami setinggi 6 meter menghantam dan membanjiri jalan dan permukiman warga.
Daerah Galatis adalah wilayah terdampak terbesar dari hantaman tsunami tersebut. Hal itu pula yang membuat banyak nyawa hilang di Konstantinopel.
Wilayah lainnya yang juga terkena dampak besar adalah Corlu -- efeknya lalu menyebar hingga wilayah timur, Izmit.
Lindu tersebut memakan setidaknya 10.000 korban jiwa. Korban luka-luka juga dilaporkan dalam jumlah yang tidak sedikit.
Setelah guncangan pertama terjadi, selama 45 hari ke depan, lindu masih terus mengguncang Konstantinople. Akibatnya selama kurang lebih 2 bualan, warga tidak berani pulang ke rumah mereka.
Pada hari yang sama tahun 1897, seorang pengemudi taksi bernama George Smith (25), menjadi orang pertama yang ditangkap karena mabuk saat menyetir.
Selain itu, kejadian lainnya yang juga terjadi di hari yang sama tahun berbeda adalah, kecelakaan dua buah jet di Zagreb, Yugoslavia. Tabrakan udara yang terjadi pada 1976 itu menyebabkan 176 orang tewas.