Liputan6.com, New York - Lidah memang tak bertulang. Terkadang, keluar kata-kata yang menyakitkan. Namun, hanya sedikit orang yang mau mengakui kesalahan itu dan menyesal telah mengatakannya.
Itulah yang dilakukan oleh Hillary Clinton. Ia segara menyesal dan meminta maaf setelah mengatakan pendukung pesaingnya, Donald Trump adalah orang-orang tercela dan menyedihkan.
Baca Juga
"Secara umum, Anda bisa memasukkan setengah dari pendukung Trump yang saya sebut 'sekeranjang orang-orang menyedihkan'. Sayangnya, ada manusia seperti itu dan Trump menaikkan derajat orang-orang itu," kata Hillary di depan acara penggalangan dana.
Advertisement
"Mereka adalah para rasis, seksis, xenofobia, islamfobia... kalian sebut saja."
Dan sisa pendukung capres Partai Republik, menurut Hillary adalah orang-orang putus asa. Demikian dilansir CNN, Minggu (11/9/2016).
Kendati minta maaf, Partai Demokrat akan terus melontarkan kampanye untuk menghentikan kebencian dan retoris rasis dari Trump.
Tekait dengan umpatan Hillary, pengusaha tajir itu merespons bahwa komentar lawannya itu menyakiti hati jutaan orang yang luar biasa dan pekerja keras.
"Wow! Hillary Clinton telah menghina pendukung saya. Jutaan orang yang luar biasa dan pekerja keras. Saya pikir ia akan membayarnya dengan survei terbaru," respons Donald Trump dalam Twitter-nya.
Pasangan Trump, Mike Pence menyebut, "Mereka bukan sekeranjang apapun. Mereka orang Amerika dan mereka panas Anda hormati."
Seorang petinggi Demokrat mengatakan, sudah menjadi rahasia umum bahwa kampanye Trump diisi dengan ungkapan dan celaan yang rasis.
"Setidaknya, Hillary mengakui kalau ia salah... dan itu yang tak pernah dilakukan oleh Donald Trump," ujarnya kepada CNN.
Akibat dari insiden itu, popularitas Trump sedikit meningkat dibanding Hillary.
Melihat situasi seperti itu, Hillary segera berputar haluan. Ia meminta maaf.
"Tadi malam saya baru saja membuat pernyataan 'generalisasi yang menjijikan' dan saya rasa itu bukan ide yang bagus. Saya menyesal mengatakan 'setengah' dan itu salah."
"Seperti yang saya katakan, banyak dari pendukung Trump adalah warga Amerika Serikat yang telah bekerja keras. Hanya saja, mereka merasa sistem ekonomi dan politik kita tak sesuai dengan mereka," ujar Hillary.
Sementara, menurut Hillary, yang ia sebut 'sangat menyedihkan' dari rivalnya adalah mereka dari sayap kanan 'alt-right movement'.
Kedua lawan dari dua kubu berbeda itu akan berhadap-hadapan di pertempuran debat perdana pilpres AS di negara bagian Ohio dan Florida pada 26 September mendatang.