Sukses

Sekali Tembak, Sniper Bunuh Algojo Sadis dan 3 Orang Anggota ISIS

Dengan menggunakan satu peluru penembak jitu SAS membunuh algojo dan tiga orang antek-antek ISIS lainnya.

Liputan6.com, Raqqa - Seorang penembak jitu (sniper) membunuh algojo kelas atas dan tiga orang anggota ISIS lainnya dengan menggunakan satu peluru dari jarak hampir 1 mil.

Seperti yang dikutip dari New York Post, Senin (12/9/2016), sniper British Special Air Service itu berhasil menjatuhkan anggota kelompok teror yang paling dibenci di seluruh dunia.

Dengan menggunakan senapan Barett kaliber 50, penembak itu menargetkan tangki bahan bakar yang berada di belakang algojo ISIS.

Bahan bakar yang akan digunakan untuk mengeksekusi tawanan tersebut meledak dan menewaskan algojo dan tiga orang anggota ISIS lainnya.

Pembunuh sadis ISIS yang terkenal karena kegemarannya membakar tawanan hidup-hidup itu termasuk dalam daftar "mati" AS selama beberapa bulan belakangan.

Algojo yang tidak disebutkan namanya itu, bersama dengan tiga orang antek-anteknya, dilaporkan berkeliaran di seluruh wilayah kekuasaan ISIS di Suriah.

Mereka membantai dengan sadis warga yang dicurigai sebagai mata-mata musuh.

Tahanan mereka diikatkan ke tiang atau dimasukkan ke dalam kandang sebelum dibakar hidup-hidup oleh algojo itu.

Algojo ISIS itu sangat ditakuti. Tawanan mereka memilih lebih baik ditembak dibandingkan dengan dibakar hidup-hidup.

ISIS dilaporkan mulai menggunakan metode pembakaran tersebut setelah jenis penyiksaan itu populer di Korea Utara.

Sebelum keempat orang itu tewas, penembak jitu melakukan operasi penyelaman di Raqqa, Suriah.

"Tim SAS bergerak mengintai dari posisi yang tinggi di permukiman warga, tempat yang diduga menjadi lokasi eksekusi beberapa orang tahanan," kata sumber yang tidak disebutkan namanya.

Sekitar 12 orang akan dibunuh, empat perempuan dan delapan pria. "Algojo memberikan semacam pidato. Saat dia selesai, sniper SAS langsung menembak," kata sumber itu.

Para tawanan lalu diselamatkan oleh pasukan gabungan khusus AS dan Inggris.

Misi penyelamatan itu dilakukan setelah dua bulan penembak jitu SAS lainnya membunuh dua orang pelaku bom bunuh diri ISIS di Libya.

Peluru sniper itu menembus tengkorak sopir dan bersarang di leher penumpang yang berada di belakangnya.