Liputan6.com, Tiongkok - Para insinyur China telah menyelesaikan struktur dasar jembatan layang yang diklaim sebagai infrastruktur penghubung tertinggi di dunia.
Baca Juga
Advertisement
Seperti yang dikutip Liputan6.com dari beberapa sumber, Senin (12/9/2016), jembatan Beipanjiang itu terbentang di atas pegunungan barat daya China, setinggi 565 meter dari permukaan tanah.
Beipanjiang menghubungkan dua wilayah yang paling terpencil di China, yaitu Provinsi Yunnan dan Guizhou.
Para insinyur memasang set terakhir struktur bangunan tersebut pada 10 September 2016 lalu. Pembangunan itu pun memakan waktu selama 3 tahun dan biaya sebanyak 88 juta pound sterling atau setara dengan Rp 1,5 triliun.
Beipanjiang yang berdiri 'di atas awan itu' 2 kali lebih tinggi dari pencakar langit The Shard di London.
Jembatan itu dinamai menggunakan nama Sungai Beipan -- aliran air yang dilewati oleh penghubung tersebut.
Beipanjiang dibangun dengan lebar jalan seluas 720 meter. Jembatan itu juga merupakan bagian jalan layang Hangrui Highway, yang menghubungkan Hangzhou di selatan China dan Kota Ruili di perbatasan Tiongkok dan Myanmar.
Jembatan itu diharapkan akan segera resmi dibuka pada akhir tahun 2016. Infrastruktur tersebut akan memperpendek jarak tempuh dari Xuanwei, Yunnan, sekitar 2 hingga 5 jam.
Sebelumnya China juga dicatat sebagai pemegang rekor jembatan terpanjang di dunia. Kini Tiongkok juga tercatat sebagai pemilik kaca terpanjang dan tertinggi di dunia -- yang menghubungkan dua tepi Ngarai Besar Zhangjiajie, di Provinsi Hunan. Jaraknya 450 meter dan tingginya 300 meter dari permukaan jurang.