Liputan6.com, Washington, DC - Kampanye pemilu presiden Amerika Serikat (AS) belum lama ini diwarnai dengan isu kesehatan Hillary Clinton, calon presiden AS asal Partai Demokrat. Belakangan, isu tersebut menguat setelah ia diketahui sakit dan pulang lebih awal dari peringatan tragedi 9/11.
Dokter yang merawat Hillary menjelaskan bahwa mantan ibu negara AS itu menderita pneumonia atau radang paru. Ia telah diberi antibiotik.
Namun dalam peringatan 9/11 yang dihadirinya, Hillary mengalami dehidrasi sehingga memicu tubuhnya kelelahan. Terkait hal ini, pesaing Hillary, Donald Trump turut berkomentar.
Advertisement
Capres AS asal Partai Republik itu mendoakan agar kondisi Hillary membaik. Ia pun mengklaim akan segera merilis informasi terkait kesehatannya.
Seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (12/9/2016) Trump tak langsung mengomentari peristiwa yang dialami Hillary. Cukup lama ia diam -- sesuatu yang tak biasa mengingat selama ini ia merespons cepat setiap kejadian.
"Aku benar-benar tidak tahu. Aku berharap dia cepat pulih. Aku tak tahu apa yang terjadi," ujar Trump dalam program televisi Fox and Friends yang tayang pada Senin pagi waktu setempat.
Lantas ia menyinggung tentang kondisi Hillary yang sempat mengalami batuk cukup panjang ketika tengah memberi pernyataan dalam perjalanannya menuju Cleveland, Ohio untuk berkampanye. Istri dari Bill Clinton itu bahkan sempat bercanda bahwa ia alergi setiap kali berpikir tentang Trump.
"Kejadian itu terjadi sekitar minggu lalu, jadi saya berasumsi bahwa itu juga pneumonia. Saya pikir itu gejalanya," kata taipan properti itu.
Suami dari Melania Trump ini juga menghadiri peringatan tragedi 9/11 di New York. Namun kehadirannya 'mulus' tanpa insiden.
"Saya berharap dia segera sehat dan kembali berkampanye dan kita akan melihatnya dalam debat," ungkap pria berusia 70 tahun itu.
Dan Trump menegaskan ia akan merilis rincian informasi terkait kesehatannya. Menurutnya hal tersebut penting dilakukan.
"Saya pikir itu sebuah isu. Faktanya, pekan lalu saya melakukan tes. Saya akan merilisnya ketika hasilnya keluar, berharap tidak mengecewakan. Saya pikir hasilnya akan baik. Namun jika terkait dengan angka, saya akan sangat, sangat spesifik," tutur Trump.
Sejauh ini, Trump hanya mengungkap surat singkat seorang dokter yang oleh tim kampanye Hillary dituding bukanlah rekomendasi dari seorang dokter ahli penyakit dalam melainkan spesialis gastroenterologi.
Surat tersebut hanya berisi bahwa Trump 'akan menjadi orang tersehat yang pernah terpilih menjadi presiden'.
Miliarder yang dikenal kerap melontarkan pernyataan-pernyataan kontroversial itu juga bicara terkait kemungkinan Demokrat akan mengganti Hillary dengan Joe Biden yang saat ini menjabat sebagai wakil presiden AS atau Senator Tim Kaine yang diusungnya sebagai cawapresnya.
Hal ini kabarnya akan dilakukan jika kondisi kesehatan Hillary terus memburuk.
"Tidak, saya tidak berpikir mereka akan menggantikannya. Kita harus melihat apa yang tengah terjadi. Namun apa pun yang terjadi, saya siap -- apa pun itu," tegasnya.
Sejumlah pemimpin partai dan para pendukung Hillary mengatakan kepada Politico bahwa capres perempuan pertama AS itu harus menyerahkan laporan kesehatannya secara utuh.
"Harus ada semacam kalkulasi untuk ini," ujar salah seorang mantan penasehat Hillary.
Tuntutan serupa semakin nyaring terdengar pada Minggu 11 September sore, tak lama setelah ia diketahui sakit dalam peringatan tragedi 9/11.
Setelah dinyatakan tak cukup sehat, Hillary pun membatalkan acara penggalangan dana yang dijadwalkan akan berlangsung di California.
Secara usia, sang taipan properti diketahui lebih tua dua tahun dibanding rivalnya. Trump diketahui berusia 70 tahun sementara Hillary 68 tahun -- akan menjadi 69 tahun ketika ia kelak terpilih.